Ekstra Part: Adrian & Freya

173 26 3
                                    

"Gak mau."

"Frey...."

"Gak mau ish!"

"Ya ampun!" Adrian ngenes sendiri, dia menopang tangannya di atas meja, "Lo makan semua burgernya? Seriously? Terus gue makan apa?"

"Beli lagi," jawab Freya enteng. Cewek itu mengunyah burger dengan santai, sesekali tertawa mengejek ke Adrian yang terlihat mengenaskan.

"Kenapa burger gue lo makan juga?" Adrian bingung. Mereka datang ke restoran fast food sore-sore begini cuma karena Freya pengen makan cheeseburger. Namun saat disini, Freya justru merebut jatah burgernya.

"Karena rupanya, rasa burger lo lebih enak."

Adrian berdecak. Jadi, selama hampir sejam kedepan dia hanya memandang Freya yang menikmati burger di kedua tangannya.

Dia tidak masalah dengan ini. Justru, diam-diam ia bahagia karena pada akhirnya, dia bisa bersama gadis ini. Setelah drama di antara mereka, akhirnya Freya menerima keberadaannya juga.

Namun, rasa bahagia itu berubah menjadi jengkel ketika mereka keluar dari restoran.

"Gue gak mau boba yang disini. Rasanya gak cocok sama gue."

"Frey, kita udah keliling loh buat kesini," balas Adrian gregetan.

"Gue mau boba yang di tempat lain. Tempat biasa gue beli. Disini gak enak," sahut Freya santai. Cewek itu berjalan duluan, membiarkan Adrian mengikutinya dari belakang dengan wajah bersungut-sungut.

"Marah nih?" Freya melirik ke Adrian yang mengabaikannya.

"Enggak."

"Senyum dong."

"Gak mau."

"Senyum dong, Sayang."

Adrian mendongak, ia tersenyum paksa, "udah?"

"Dih, marah." Freya bersidekap dada. Namun sedetik kemudian, dia iseng bertanya, "ya udah, lo mau apa biar gak marah lagi?"

"Mulai sekarang, kita panggil aku-kamu, bukan lo-gue lagi," jawab Adrian semringah.

"Dih, kok malah—"

Bruk!

"Awh!" Freya memekik ketika pundaknya ditabrak seseorang. Cewek itu menoleh, menemukan seorang lelaki berpakaian hitam dan mengenakan masker.

 Cewek itu menoleh, menemukan seorang lelaki berpakaian hitam dan mengenakan masker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sori." Setelah mengucap maaf, lelaki itu berlalu dari sana. Dia bahkan tidak memandang Freya sama sekali.

Freya mematung di tempat. Lelaki itu terlihat misterius sekali. Seperti tengah menguntit seseorang dan takut penyamarannya akan ketahuan.

"Kamu kenal dia?" tanya Adrian.

Freya menoleh, melotot, "Kok kamu-kamuan?!"

Cowok itu tergelak, "Kan mulai dari sekarang harus begitu. Kita udah kuliah dan udah pacaran berapa lama? Masa lo-gue terus?"

"Iya udah terserah," tukas Freya. Dia jadi bete.

"Tadi yang kamu tabrak siapa?" Adrian masih kepo. Soalnya, ekspresi Freya terlihat bingung sampai sekarang.

"Gak tahu," gumam cewek itu, "aku kayak pernah liat dia, tapi lupa dimana."

"Ya udah lupain aja."

Freya berhenti berjalan, dia tersenyum manis pada Adrian, "Tapi, kita tetap beli boba ya? Oh, dimsum sekalian. Aku jadi laper."

"Ya ampun, Frey. Kamu tadi baru makan dua hamburger loh." Adrian terperangah tak percaya.

"Biarin," balas Freya, "aku masih mau makan."

"Nanti kamu gendut loh."

"Kamu gak suka kalo aku gendut?!" Freya naik darah.

"Bukan gitu maksudnya–" Adrian melebarkan mata, "Freya! Tunggu! Ya ampun, kok ninggalin sih?"

Namun, Freya tetap berjalan cepat meninggalkan Adrian. Berpura-pura ngambek, padahal, bibirnya diam-diam melengkungkan senyum.

Ah.

Sejak kapan mereka berdua jadi semanis ini?

ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang