Apa kabar semuanya?
Semoga tetap sehat ya.
•Selamat membaca•
_____
Anak perempuan berumur 6 tahun itu berlari-lari kecil di taman samping panti asuhan bernama Nadira Kasih.
Tawanya secerah matahari.
Rambutnya yang berwarna kecoklatan itu terus-terusan dibelai halus oleh angin.
Dia duduk di sebuah ayunan tua di bawah sebuah pohon mangga. Bau dari karat rantai besinya memasuki indera penciuman gadis itu.
Dia tersenyum lebar, mulai mengayun-ayunkan dirinya sendiri dengan semangat.
Sampai mendadak ayunannya terhenti. Gadis kecil itu menoleh ke belakang, melihat seorang anak laki-laki tengah menyengir kearahnya.
"Hai!"
Gadis kecil itu mengernyit, "Hai? Hm~ Kamu siapa?"
"Aku Raksal." Anak laki-laki itu menyodorkan tangan.
Dengan senyum cerah, gadis kecil itu bersalaman dengannya, "Aku Alena."
Raksal berjalan ke hadapan Alena lalu berjongkok di depannya, "Kamu kesepian ya?"
Alena mengangguk, "Sebenarnya aku lagi senang. Tapi, aku gak punya teman sama sekali."
"Kamu mau jadi teman aku?"
Mata Alena melebar, "Teman?"
Raksal mengangguk semangat, dia mengulurkan jari kelingkingnya, "Teman?"
∆∆∆
"Kamu suka nasi goreng?"
Alena kecil mengangguk semangat, mulutnya yang dipenuhi makanan membuatnya terlihat lucu, "Suka banget!"
Raksal yang masih berumur 10 tahun itu menepuk puncak kepala Alena lembut, "Kalo gitu, tiap aku dateng kesini, aku bakal bawain kamu nasi goreng."
"Makasih, Raksal." Alena tersenyum manis.
Mereka berdua makan siang bersama di teras panti. Ketika anak-anak yang lain makan di dalam, Raksal mengajak Alena untuk makan diluar bersama dengannya.
"Kamu mau ke taman lagi?" Raksal bertanya ketika melihat ekspresi semangat Alena.
"Iya!"
Gadis kecil itu berlari kencang menuju taman. Raksal tertawa merdu ketika melihat semangatnya itu.
Alena kembali bermain dengan ayunan. Bedanya, sekarang Raksal ada bersamanya, menjadi temannya.
Mereka tidak hanya berdua di taman itu. Ada beberapa orang dewasa yang terlihat sibuk membawa-bawa alat yang mereka tidak tahu itu apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔
Romance"𝙳𝚘 𝚢𝚘𝚞 𝚛𝚎𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚖𝚎?" Mungkin itu yang selalu ingin Shankara Arjunasetya tanyakan pada Alena Callysta Heidi karena selama berpacaran dengannya, Alena itu seperti memiliki dua kepribadian. Kadang Alena terlihat bangga memiliki pac...