06. Perseteruan

494 101 145
                                    

Tetap dukung cerita ini ya:)

Sayang kalian semua😍

•Selamat membaca•

_____

"Apa maksud lo, bangsat?"

Shankara menggeram marah menatap Raksal. Cowok yang mengaku-ngaku sebagai calon suami Alena itu benar-benar membuatnya kesal. Seenaknya saja, memangnya siapa dia?

"Dimana Alena?"

"Lo gak perlu cari dia lagi. Mending lo pergi dari sini sebelum gue marah," Raksal memicingkan mata.

"Bangsat! Lo cari mati sama gue, hah?!" Shankara maju, sudah melayangkan kepalan tinjunya tapi ternyata Raksal mampu menahan pukulannya itu.

Raksal menggenggam tinju Shankara dengan tatapan tajam, "Lo~ mau gue buat mati, hah?" Raksal berdesis keji, "Lo kira, kenapa Alena bisa mutusin lo tiba-tiba begitu?"

Netra Shankara menyorot kaget, tepat disaat cowok itu lengah, Raksal langsung menendang kaki Shankara hingga cowok itu tersungkur ke tanah.

Saat Raksal ingin menunduk, Shankara langsung menendang perut cowok itu dan bangkit berdiri. Shankara mengusap ujung bibirnya yang kotor, "Psikopat gila. Lo ada hubungan apa sebenarnya sama Alena?"

Raksal dengan santai memasukkan tangannya kedalam saku celana, bergerak maju beberapa langkah, "Yang pasti, lebih dari yang lo tahu."

Senyumnya benar-benar menyebalkan. Shankara yang terpancing emosi langsung melompat maju dan meninju wajah Raksal. Cowok itu tak bisa mengelak dari serangan tiba-tiba itu.

Raksal meludah ke tanah, "Sialan. Lo bener-bener cari masalah sama gue, bajingan."

Raksal melayangkan tinju kearah wajah Shankara, cowok itu mengelak, tapi Raksal jauh lebih tanggap karena dia langsung merubah arah tinjunya ke perut Shankara.

Shankara mengerang kesakitan. Dia hampir goyah. Disaat bersamaan, Raksal terus bergerak maju untuk melayangkan tinjunya, Shankara berusaha membalas, tapi Raksal akhirnya berhasil meninju perutnya sekali lagi.

Shankara berdecih. Perutnya benar-benar mati rasa sementara Raksal masih terus memandangnya nyalang.

Mereka berdua berancang-ancang untuk menyerang lagi ketika tiba-tiba suara seorang wanita paruh baya mengalihkan atensi mereka.

"Kenapa kalian bertengkar di rumah saya?!"

Shankara menoleh. Itu Widia, ibu Alena. Wanita itu sepertinya baru saja pulang dari kantor karena wajahnya menyiratkan kata lelah.

Widia mendekati kedua pemuda itu dan menatap Shankara, "Kamu ngapain kesini?"

Shankara menegakkan tubuhnya, "Mau ketemu Alena, Bu."

Widia menggeleng, "Ini udah malem. Kamu kembali aja besok. Alena juga pasti capek. Lagian besok kalian ketemu di sekolah."

Shankara sebenarnya keberatan, tapi dia tidak mungkin membantah calon mertuanya, "Oke." Dia membalikkan badan, sempat melirik kearah Raksal yang tersenyum meremehkan. Jika Widia tidak datang sekarang, Shankara benar-benar akan mengoyak mulut cowok itu yang seenaknya saja ngaku-ngaku.

Shankara membuka pintu mobilnya. Dia sempat mendongak keatas, kearah kamar Alena yang ada di lantai dua.

Tak disangkanya, Alena ternyata melihatnya dari balik jendela. Mereka masih bertatapan sampai Alena memutuskan untuk menutup tirai jendelanya. Shankara tersenyum miris.

ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang