31. Janji

196 48 5
                                    

•Selamat membaca•

_____

"Tumben banget kamu ngajak aku kesini."

Alena menyengir, menampilkan sederet gigi putihnya kepada Shankara, "Aku pengen kenalin kamu sama seseorang."

"Siapa?"

"Liat aja nanti."

Shankara makin penasaran. Lalu ketika mobilnya sudah memasuki halaman panti asuhan Nadira Kasih, ia melihat seorang anak perempuan yang terlihat senang akan kedatangan mereka. Anak itu bahkan langsung meminta untuk digendong begitu Alena turun dari mobil.

"Daisy cantik, gimana kabarnya?" Alena mengusap wajah Daisy lembut.

"Baik, Kakak!" Daisy melingkarkan tangannya ke leher Alena, "Kangen..."

Alena tersenyum, tangannya mengelus puncak kepala Daisy dengan sayang. Di belakangnya, Shankara mengernyit, memerhatikan wajah anak dalam gendongan Alena dengan lebih jeli.

"Namanya Daisy. Aku nemuin dia di jalan. Pertama aku pikir, dia nyasar gitu dan orang tuanya lagi nyariin. Tapi beberapa hari setelah posting foto dia sebagai anak hilang, gak ada satu orang pun yang ngehubungi kami. Jadinya aku bawa dia ke panti."

Shankara membuka mulutnya sedikit, akhirnya dia tahu siapa anak ini.

Daisy ternyata anak perempuan yang Alena tenangkan di pinggir jalan saat itu, saat pertama kali ia melihat Alena dan jatuh cinta pada perlakuannya terhadap anak kecil.

Ternyata, takdir memang seunik ini.

Daisy yang sudah sadar akan keberadaan orang lain diantara mereka, mulai mengangkat kepalanya dan memandang satu-satunya laki-laki diantara mereka.

"Kakak siapa?"

Shankara tersenyum, tubuhnya mendekat, "Hai."

"Dia teman kakak?" Daisy bertanya pada Alena.

Cewek itu sempat melirik kearah Shankara sesaat sebelum menjawab, "Iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cewek itu sempat melirik kearah Shankara sesaat sebelum menjawab, "Iya. Dia temen Kakak."

"Ganteng," puji Daisy.

Shankara mesem-mesem.

"Kamu udah makan?" Alena mencubit pipi Daisy gemas.

"Belom. Makanan hari ini gak enak," Daisy menjawab seraya memelintir rambutnya sendiri.

"Kakak bawain kamu makanan," Alena lalu memandang Shankara penuh arti. Cowok itu mulai menurunkan beberapa bungkus makan siang dari dalam mobil.

Mereka tentunya datang kesini bukan dengan tangan kosong. Alena bilang jika ia rindu suasana panti. Dia ingin melihat keadaan panti yang sudah lama tidak ia kunjungi.

"Ayam goreng!" Daisy berteriak sumringah. Lengkung senyumnya yang lebar menyebabkan matanya mirip bulan sabit saat tersenyum.

Bahkan ketika Daisy mulai menggigit ayam goreng miliknya, Alena hanya memandang anak itu dengan senyum. Sosoknya yang ceria dan penuh senyum itu seakan mengingatkannya pada dirinya saat masih kecil.

ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang