28

241 46 16
                                    

Orang lain mungkin akan berpikir jika kehidupan Yerin sangatlah sempurna. Cantik, cerdas serta memiliki senyum yang sangat indah. Pantas saja jika Hoseok begitu tergila-gila pada Yerin. Semenjak kejadian satu minggu yang lalu, Yerin kembali menjadi pribadi yang sebelumnya. Dingin dan tak peduli pada Hoseok, dirinya bahkan sering menghindar jika Hoseok mencoba kembali mendekatinya. Mulai dari pulang awal dari tempat kerja hingga mencoba untuk pulang larut malam. Namun semuanya berakhir sia-sia, Hoseok seperti tidak memiliki rasa lelah sama sekali. Kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut Yerin sudah menjadi hal yang sangat biasa bagi Hoseok.

Namun ada yang berbeda dengan hari ini, tidak ada Hoseok juga tidak ada keributan di ruangan nya bekerja. Seharusnya menjadi hal yang menyenangkan bukan?
Namun Yerin seakan kehilangan sesuatu, dirinya seperti kehilangan dunia keduanya. Mencuri dengar dari orang-orang tukang gosip di pagi hari. Dari sana dia mendapatkan informasi jika Hoseok kembali collapse dan sekarang ini berada di rumah sakit. Yerin yang mengetahui hal ini hanya bisa menatap kosong dan berjalan dengan langkah lemas.

Saat pikirannya dipenuhi hal-hal negatif, sepintas pikiran nakal muncul begitu saja. Sambil menimang-nimang tentang rencana yang akan dia lakukan, Yerin memilin ujung pakaiannya. Yerin tidak bisa diam saja dan mengabaikan seseorang yang memang sudah dia abaikan sedari lama. Mencoba tidak peduli pun dirasa sangat mengganggu pikirannya. Apalagi kejadian satu minggu lalu kembali berputar dan menari-nari di dalam pikirannya. Seakan otaknya enggan melupakan hal memalukan tersebut. Akira datang dengan langkah terburu-buru, mendekati Yerin yang masih sibuk dengan dunianya.
Satu tepukan pelan berhasil membuat Yerin mengalihkan seluruh pikiran semrawutnya, menatap Akira dengan pandangan bingung.

"Hoseok_san kembali sakit. Yerin_san tidak ingin menjenguk? Aku tau alamat rumah sakitnya"

Akira sepertinya peka sekali dengan keadaan, tanpa menunggu jawaban dari Yerin. Akira mengirimkan lokasi dimana Hoseok dirawat melalui ponsel pintarnya. Sambil mengedipkan maniknya dengan tatapan menggoda, Akira mencubit pelan lengan lurus milik Yerin.

"Hoseok_san pasti sangat merindukan Yerin_san. Kemarin saja dia masih begitu bersemangat mencari ke-" ucapan Akira terpotong saat Yerin bersiap menggeplak kepala Akira.

Yerin merutuki ingatan super tajam Akira jika sudah menyangkut aib dirinya dan juga Hoseok. Yerin bahkan tidak ingin mengingat kejadian memalukan kemarin siang yang berakhir dirinya memarahi Hoseok habis-habisan.

Apa mungkin karena ucapan Yerin yang keterlaluan?

"Baiklah, aku akan pergi. Selamat berjuang Yerin_san" Akira membungkukkan badannya namun kembali menggoda saat langkah sudah menjauh dari Yerin.

'Aku menyukai saat kau mulai memperhatikan ku... Jangan berhenti melakukan itu ya'

Satu tetes liquid bening jatuh begitu saja dari sudut mata Yerin. Dirinya merasa begitu tidak berguna, rasa bersalah kembali menghampiri Yerin. Dengan bibir yang berucap lirih, mengatakan kata maaf berulang kali. Selalu saja seperti ini, Yerin seperti pecundang yang bakan tidak sanggup meminta maaf tepat di depan Hoseok. Ego nya yang tinggi selalu menjadi pemicu utama untuk tidak menatap atau sekedar berkata ramah pada Hoseok. Yerin hanya tidak ingin kejadian beberapa tahun yang lalu kembali menimpa hati nya yang sudah mulai membaik.
Meski tak jarang dirinya juga merasa begitu nyaman jika Hoseok bersama dengannya.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Yerin mendapatkan telepon dari seseorang jika ginjal yang selama ini Yerin butuhkan sudah tersedia. Ada pendonor yang ternyata memiliki kecocokan DNA dengan Hoseok. Tentu saja berita itu berhasil membuat Yerin begitu merasa bahagia. Penantian panjangnya akhirnya membuahkan hasil. Setelah ini Yerin hanya perlu menghubungi dokter pribadi Hoseok dan mengatakan jika ginjal yang dibutuhkan Hoseok sudah ada.

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang