17

429 54 18
                                    

Yerin menangis keras di dalam kamarnya, setelah mengetahui fakta jika sang suami ternyata memiliki hati yang lain, membuat Yerin hancur seketika. Inikah yang menyebabkan Yoon Gi jarang pulang, jarang menengoknya, jarang mengirim kabar dan jarang tersenyum?
Terlebih lagi saat Yerin tau siapa wanita yang berhasil masuk dalam biduk rumah tangganya.
Yerin seperti tidak ada daya untuk melawan semuanya. Namjoon sempat khawatir saat suhu tubuh Yerin berada di derajat 39. Yerin enggan dirujuk ke rumah sakit, dia hanya mau istirahat di dalam kamarnya kendati tubuhnya sudah sangat lemas. Hanya butuh beberapa saat hingga Jeno datang ke apartemen, memeriksa keadaan nunna-nya dan berakhir menelpon dokter pribadi mereka. Jeno mungkin masih dalam usia remaja, namun kepekaannya pada apa yang tengah Yerin rasakan bisa begitu sinkron meski hanya melihat dari keadaannya saja.

"Apa yang seda-.. maksudku apa Yoon Gi hyung dan nunna bertengkar?"

Namjoon mana mungkin menceritakan semuanya pada remaja labil seperti Jeno ini. Salah sedikit dalam penyampaian kata bisa menjadi sangat beresiko.

"Tidak ha-"

"Jangan mencoba untuk membohongi ku, hyung"

Namjoon tersentak dengan tatapan bocah itu, tatapannya bahkan lebih tajam daripada Yoon Gi.

"Apa prioritas Yoon Gi hyung sekarang sudah berganti?"

"Apa yang sedang kau bicarakan?"

"Sejak kapan nunna ku sakit dalam keadaan sendiri?"

"Yoon Gi sedang pergi ke kantor untuk memastikan sesuatu, nanti dia akan segera kembali"

"Bukankah Yoon Gi hyung itu direktur utama perusahaan? Masalah seperti apa yang membuatnya harus pergi hingga membuat Yerin nunna sendiri dalam keadaan sakit?"

"Tidak sesederhana itu"

"Aku juga tidak sesederhana ini datang kemari"

Astaga!!

Rasa-rasanya Namjoon ingin menenggelamkan diri ke dalam sumur tua saja.

Jeno melangkah menuju ruang tengah, mengambil ponselnya lalu menghubungi Yoon Gi.
Panggilan pertama gagal, tidak mendapat jawaban. Jeno mencoba panggilan kedua dan berhasil.

"Hyung eodiga?"

Namjoon yang sedari tadi hanya mengawasi Jeno, mengerutkan keningnya merasa penasaran dengan siapa Jeno berbicara.

"Kantor?"

Namjoon membelalakkan matanya.
Seketika paham dengan siapa Jeno berbicara.
Namjoon berniat melangkah, menghentikan aksi Jeno yang menurutnya sudah melebihi batas. Namun tatapan tajam dari Jeno membuat Namjoon urung melangkahkan kakinya lebih jauh lagi.

"Pulang hyung"

Dilihat dari cara Jeno berbicara, anak itu tengah menahan amarahnya.

"Apa perlu suatu alasan agar hyung mau pulang?"

"Yerin nunna sakit dan hyung tidak tau? Oh bagus, apa perlu aku menelpon mama agar datang kesini juga?"

Bagus.
Kau memulai perang dunia ketiga Jung Jeno.
Namjoon hanya bisa memejamkan matanya, dirinya hanya bisa mengumpat dalam hati. Jung Jeno benar-benar mencari masalah. Sepertinya dirinya salah langkah karena harus memanggil Jeno. Namjoon tidak ada pilihan lain. Yoon Gi tidak mungkin bisa dihubungi dan satu-satunya yang ada di pikiran Namjoon hanya Jeno. Namun sepertinya Namjoon lupa jika Jeno paling benci jika melihat keadaan Yerin yang kacau balau. Setelah ini dirinya sangat yakin jika Yoon Gi juga pasti akan memakinya.

"Aku tidak suka jika Yoon Gi hyung mulai melanggar janjinya" gumam Jeno.

Gumaman itu masih dapat di dengar Namjoon, entah janji apa yang telah Yoon Gi katakan pada Jeno hingga membuat Jeno menjadi lebih menakutkan. Mengabaikan presensi Namjoon yang masih betah menatapnya, Jeno pergi ke dalam kamar Yerin. Disana dirinya berdiri tak jauh dari ranjang Yerin. Tadi dokter pribadi keluarga Jung datang dan mengatakan sesuatu.

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang