3

724 87 5
                                    

Yerin menghela napas panjang begitu pula dengan Yoon Gi. Setelah bersusah payah meyakinkan si kembar akhirnya mereka berdua pergi ke Busan juga. Jaemin sih mudah saja untuk dibujuk, tapi lain cerita jika sudah berhubungan dengan Haechan. Entah karena hal apa, keras kepalanya Yoon Gi berhasil mengakar pada adik kecil yang satunya ini. Meski sudah dibujuk sedemikian rupa tetap saja bocah cilik itu merengek minta ikut. Padahal Yoon Gi sudah mengiming-iminginya dengan black card miliknya, tapi tetap saja anak itu memaksa untuk tetap ikut.

Andai saja Yerin berada di posisi Haechan pasti dengan senang hati Yerin membuka tangannya lebar-lebar untuk mendapatkan benda keramat itu. Sayangnya, Haechan hanyalah bocah ingusan yang hanya mengenal mainan dan susu formula. Bahkan ayah dan ibu dari si kembar sampai bingung untuk membujuk mereka berdua.

Mungkin perlu diralat, ini hanya membujuk Haechan. Jaemin sendiri malah hanya menatap polos ke arah Haechan yang sedang perang argumen dengan Yoon Gi. Anak itu malah dengan terang-terangan menguap sambil mengerjapkan matanya lucu. Mulai merasa bosan dengan situasi yang kakak kembarnya buat. Dengan gerakan lambat, Jaemin duduk sambil memeluk mobil control miliknya itu.

"Haechan tidak mau makan."

"Silakan saja."

Manik bocah cilik itu membola lucu. Ancamannya langsung ditangkis dengan mudah oleh Yoon Gi.

"Hyung jahat."

"Haechan juga jahat."

"Tidak. Haechan tidak jahat."

"Mana ada. Kalau Haechan tidak jahat, Haechan tidak mungkin merengek seperti ini. Lagi pula Hyung dan juga cheon-sa pergi bukan karena liburan."

"Haechan ikut."

"Tidak bisa."

"Hyung pelit."

"Dari dulu."

Baik Yerin, ayah dan ibu si kembar hanya bisa memijit pelipis mereka pelan. Yoon Gi kecil dan besar tengah mengadakan debat terbuka.

"Haechan benci Yoon Gi Hyung!"

"Hyung sangat menyayangi Haechan."

"Sayangnya Yoon Gi Hyung Haechan tolak!"

Yerin menepuk keningnya pelan. Merasa konyol dengan kelakuan anak manusia di depannya. Alay. Ini kenapa malah jadi drama gratisan seperti ini.

Astaga!

Barulah setelah dibujuk oleh Yoon Gi dengan iming-iming tidur di rumah cheon-sa sepulang mereka dari Busan. Haechan akhirnya menyerah juga dan mengatakan deal. Demi langit dan seisinya, ini bencana besar bagi Yerin. Yerin bersiap untuk memprotes namun dengan cepat Yoon Gi membekap mulutnya dan menyeretnya ke luar rumah sambil berpamitan pada ayah dan ibunya.

Sedangkan Haechan? Jangan tanya bagaimana wajah anak itu sekarang. Rasa-rasanya Yerin ingin sekali mencelupkan kepala Haechan ke dalam toilet lalu menyiramnya dengan brutal.

"Kenapa harus tidur di rumahku?"

"Ya sudah kalau kau tidak mau, kita tidak jadi berangkat." ucap Yoon Gi enteng dan berniat turun dari mobil.

Dengan kecepatan luar biasa Yerin mencubit lengan Yoon Gi sampai-sampai sang empunya memekik keras di dalam mobil. Yerin mendelik tajam lalu menyuruh Yoon Gi untuk segera menyetir mobilnya. Di dalam mobil Yerin diam dengan semua guyonan Yoon Gi. Giliran Yerin yang merajuk, lagi pula kenapa Yoon Gi jadi secerewet ini sih. Menanyakan hal yang benar-benar tidak penting lalu berakhir pada kata 'maafkan aku cheon-sa.'

Rasa-rasanya Yerin akan muntah jika sekali lagi Yoon Gi mengatakan hal itu. Yerin malah lebih suka melihat sisi Yoon Gi yang dingin dingin es kimo daripada cerewet macam suara operator saat tidak terhubung dengan nomor yang dituju. Sumpah yah melihat Yoon Gi yang cerewet seperti ini benar-benar tidak ada sisi kerennya. Yang ada malah ingin menggesekkan mulutnya itu ke kaca jendela mobil.

Hingga keduanya sampai di sebuah bangunan megah bernama vila. Gerbang terbuka perlahan, mempersilakan sebuah mobil SUV hitam masuk ke dalam pekarangan rumah. Keluarga Yerin memang memiliki sebuah vila yang lumayan besar di Busan. Namun jarang ditempati, hanya ada beberapa pelayan dan pekebun yang bertugas untuk merawat vila itu. Yoon Gi menghela napas panjang, punggungnya lelah luar biasa. Perjalanan dari Seoul menuju Busan memang memakan waktu lumayan lama, apalagi tadi sempat terjadi kemacetan. Yoon Gi menoleh ke arah samping, pantas saja sedari tadi Yerin terlihat anteng. Ternyata oh ternyata. Gadis itu tertidur dengan pulas.

Tidak berminat untuk mengganggu, Yoon Gi turun dari mobil dan mulai menurunkan barang bawaan dari bagasi. Dari kejauhan seorang pria paruh baya datang dengan langkah yang terburu-buru. Yoon Gi melempar senyum lalu membungkukkan badan dengan sopan.

"Nona Yerin tidak ikut?"

"Dia tidur di mobil."

Pria paruh baya yang sering dipanggil Yerin dengan sebutan Paman Oh itu mengangguk mengerti. Di menit berikutnya dua wanita juga menghampiri Yoon Gi yang satu kisaran berumur 30-an sedangkan yang satu kisaran berumur 40-an. Bibi Hana dan juga Bibi Rasi, keduanya tersenyum ramah menyambut kedatangan Yoon Gi. Lalu membantu pria paruh baya tadi untuk membawa barang bawaan yang tersisa. Setelah kepergian tiga orang tadi, Yoon Gi menatap ke sekeliling lalu tersenyum tipis. Masih sama seperti dulu. Enggan berlama-lama di luar, Yoon Gi membuka pintu penumpang lalu membangunkan si putri tidur dengan brutal.

"Hey bangun! Kita sudah sampai." Yoon Gi menggoyang-goyangkan tubuh Yerin dengan liar.

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang