32

183 46 16
                                    

Yoon Gi datang ke apartemen lamanya setelah hampir satu tahun. Begitu membuka pintu utama, bau khas apartemen lama seketika tercium. Yoon Gi cukup lama terdiam di depan pintu. Bayang-bayang kedatangan Yerin yang datang menyambut kepulangan nya terlihat begitu jelas. Tanpa sadar Yoon Gi menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum begitu manis. Senyuman yang sudah lama pudar dan hampir punah. Maniknya tiba-tiba saja menjadi berembun, sedikit kabur dengan sensasi pedih menyakitkan. Kaki kanan yang pertama masuk merasakan hawa dingin yang menggigil, langkah pertama memakan waktu hampir sepuluh detik diikuti langkah berikutnya yang hampir memakan waktu yang sama.

Tiba di ruang tamu, segalanya tertutup kain putih. Termasuk meja kaca juga sofa kesayangan Yerin, di sudut ruangan ada meja kecil khusus untuk menaruh beberapa vas bunga dengan rak buku berukuran sedang tepat di sebelahnya. Tak jauh dari tempat itu, ada korden besar berwarna biru laut. Yoon Gi mendekat dan menyibak korden yang hampir tak tersentuh oleh kehadiran manusia. Saat korden benar-benar tersibak, pemandangan siang kota Seoul terlihat dengan jelas dari atas sini. Padatnya pengguna jalan dengan beberapa iringan bunyi klakson memekakkan telinga. Jika ini dilihat pada malam hari, maka akan menampakkan pemandangan tak kalah indah dengan pemandangan dari Namsan Tower.

Untuk sejenak, Yoon Gi menatap dengan pikiran berkelana pergi. Kehadirannya sekarang benar-benar sendirian, sejak mulai masuk hingga menjelajah ke ruang tamu. Berbagai kenangan yang hampir membuat Yoon Gi ingin membunuh dirinya sendiri saling bertubrukan dan dengan sengaja menertawakan dirinya. Sepertinya ada banyak penghuni lain yang mencoba untuk mengutuk dirinya.

"Aku seperti buta warna"

Setelah hampir dua puluh menit berdiam diri, Yoon Gi kembali melangkahkan kakinya dengan lambat. Masih sama seperti saat berada di ruang tamu, keseluruhan furniture di apartemen ini ditutupi kain putih agar tidak ada debu yang menempel langsung. Yoon Gi juga memasuki dapur, menatap satu demi satu peralatan dapur yang selalu tersentuh oleh tangan Yerin ketika memasak. Tangannya menyentuh pelan pada ujung panther dapur. Dulu, sentuhan nya tidak pernah sedingin ini. Dapur tidak pernah terlepas dari tugasnya, selalu hangat dan mengeluarkan aroma harum khas masakan.

"Kapan terakhir kali aku merasakan masakan darimu?"

Yoon Gi tersenyum tipis, jika nyawanya bisa menjadi bahan taruhan untuk kembali ke masa lalu. Maka Yoon Gi dengan senang hati melakukan nya.

"Yerin.... aku merindukanmu"

Yoon Gi berbalik, berniat kembali melanjutkan langkahnya. Kamar yang sempat menjadi saksi bisu kehadiran Yerin menjadi tujuan Yoon Gi selanjutnya. Juga sebagai saksi bagaimana brengseknya Yoon Gi saat itu. Tepat saat pintu terbuka siluet Yerin kembali hadir, tersenyum begitu lembut ke arah Yoon Gi. Tangannya bahkan terulur dan mencoba mengajak Yoon Gi untuk masuk. Yoon Gi yang seakan terbius, mengikuti langkah ringan Yerin dengan senyum yang tak kalah menawan.

"Yoon" setelah mengucapkan kata itu, Yerin menghilang tepat di hadapan Yoon Gi.

Menghapus kurva senyum milik Yoon Gi dengan cepat, berganti dengan manik kembar berkaca diiringi pandangan yang kabur. Sambil menahan tangis, Yoon Gi menundukkan pandangan. Dadanya tiba-tiba saja terasa sangat sesak, sulit sekali untuk sekedar mengabil napas. Hingga pandangan nya jatuh pada benda berkilau tak jauh dari posisinya sekarang.
Yoon Gi mendekat, mengabil benda itu yang tak lain adalah cincin pernikahan milik Yerin.

Yoon Gi baru ingat, sesaat setelah Yerin menyatakan ingin bercerai dengan Yoon Gi. Wanita itu melepas cincin nya dan menyerahkan benda itu pada Yoon Gi.

"Kau sudah terlalu banyak meminta maaf padaku, hatiku telah hancur bahkan sejak pertama kalinya kau menemuinya" tunjuk Yerin ke arah Wendy.

"Kau datang menemuinya dan menjanjikan banyak hal, kau mengabaikan aku yang sedang berusaha menata hati. Kau menerima pemberiannya namun kau bahkan enggan menerima pemberianku. Kau dengan senang hati menemaninya namun kau menolak permintaan ku"

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang