( Tiga bulan kemudian )Lagi-lagi hujan di pagi hari, Yerin menghela napas panjang. Jika tahu akan hujan sepagi ini, Yerin lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya. Hawa yang disebabkan langit menangis ini jadi lebih dingin dari waktu subuh tadi. Yerin mengulurkan tangannya dan mencoba untuk menyentuh beberapa titik hujan. Harum petrichor tercium begitu kuat, Yerin menyukainya. Perlahan kurva senyum terbentuk dari kedua belah bibirnya. Sensasi dingin perlahan menjalar lewat sela-sela jari miliknya. Wanita itu kemudian memejamkan matanya, hal yang selalu dia lakukan setiap kali dirinya menyentuh hujan.
"Aku tau jika akhir-akhir ini kau sering sekali singgah dalam mimpiku. Sekalipun aku membencimu sedemikian rupa. Kau malah seperti semakin membelenggu ku. Bagaimana jika aku mulai merelakan rasa sakit ini, aku sudah memiliki penawarnya. Aku sudah bahagia sekarang, kau juga seharusnya bahagia bersama dia"
Semenjak dirinya meninggalkan Korea, Yerin seperti kembali seperti saat pertama kali tiba di Jepang. Yerin bahkan harus merelakan pekerjaan nya karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Dirinya seperti menjadi gila karena setiap kali bangun dari tidur, Yerin pasti akan menangis histeris. Hingga membuat Hoseok harus menemaninya 24 jam penuh. Dua minggu berada di fase itu membuat Yerin hampir mengakhiri hidupnya. Berbagai cara telah Hoseok lakukan agar bisa membuat Yerin kembali tenang, salah satunya adalah menggunakan terapi hipnotis oleh ahli psikologis. Hoseok benar-benar mendampingi Yerin sekalipun dirinya hampir menjadi korban. Begitu banyak luka yang dibuat oleh Yerin, tapi itu tidak bisa membuatnya merasakan sakit. Justru rasa sakitnya datang setiap kali Yerin menangis histeris dan melukai dirinya sendiri.
Kehidupan Yerin kembali normal saat orang-orang terdekatnya memberikan begitu banyak dukungan. Bahkan ibu dari Hoseok memberikan sebuah kafe untuk bisa Yerin kelola. Berharap bisa membuat Yerin melupakan sedikit demi sedikit mimpi buruknya.
Lalu hari ini adalah hari terakhir Yerin menjalani terapi. Hoseok ingin memastikan sekali lagi jika kekasihnya benar-benar tidak akan kembali mengalami hal-hal menyakitkan. Juga, pernikahan yang seharusnya masih lama direncanakan. Malah menjadi dipercepat, Hoseok memohon pada Yerin untuk tidak menolaknya lagi. Hoseok hanya ingin melindungi, dirinya ingin memiliki hak sepenuhnya untuk bisa melindungi Yerin. Hak untuk membuat Yerin tetap berada di tempat ternyaman. Hanya dengan cara itu Hoseok bisa merasa tenang.
Dari arah kejauhan, Hoseok terlihat dengan membawa payung berwarna hitam. Datang dengan tergesa, wajahnya terlihat sangat lucu. Dari jauh saja, senyumnya sudah terbit kontras sekali dengan cuaca hari ini. Senyuman Hoseok itu menular, membuat Yerin mau tidak mau membalas senyuman Hoseok.
"Sudah menunggu lama?"
Yerin menggeleng pelan, wanita itu hanya merentangkan kedua tangannya. Tanda minta dipeluk, Hoseok yang paham akan hal itu dengan senang hati menyambut Yerin ke dalam pelukannya.
"Ada apa? Kau kedinginan?"
Yerin menggeleng dalam pelukan, wanita itu tidak menjawab dan hanya semakin mengeratkan pelukannya.
"Hari adalah hari terakhir kau terapi, aku benar-benar berharap hasilnya sangat memuaskan"
"Maafkan aku ya, aku selalu membuat mu khawatir"
"Sebagai imbalannya, kau harus tampil cantik saat di pernikahan kita nanti"
Wanita itu mengangguk dan melepaskan pelukannya, meski sudah sering menatap Hoseok. Tapi Yerin tidak pernah bosan jika harus menatap lagi dan lagi ke arah Hoseok. Yerin menyukai senyum Hoseok karena selain pelukan, candu lain yang membuat Yerin semakin betah berada di sisi Hoseok adalah senyum Hoseok.
"Aku jadi seperti sedang menimang bayi besar sekarang" canda Hoseok, pria itu menatap lembut ke arah Yerin. Entah di waktu apapun, wanita di depannya ini selalu saja terlihat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |
FanficSahabat, cinta dan takdir. Tiga hal penting yang berhasil membuat kehidupan Jung Yerin seperti setetes air di tengah lautan. Yerin dihadapkan oleh ketiganya, memaksa nya untuk segera memilih. Antara sahabat, cinta atau takdir yang sedang mencoba be...