26

364 58 13
                                    

Dua tahun kemudian

Kau bahkan tidak datang, kau memilih untuk menghindar. Berapa banyak lagi luka yang harus aku terima Yoon? Aku berharap ini adalah kali terakhir kita berhubungan karena setelah ini aku benar-benar akan menghilang dari hidupmu.

Yerin terbangun dengan paksa, kepalanya sedikit pusing. Saat netranya memandang ke arah nakas, ponselnya berdering tanpa henti. Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Terlalu pagi baginya untuk memulai hari, mengingat hari ini adalah hari minggu. Ponselnya berhenti berdering dan di detik berikutnya menampilkan notifikasi panggilan 15 kali tak terjawab. Yerin mendesah berat, dirinya bisa merasakan jika hari minggunya kali ini tidak akan berjalan mulus.

Menyikap selimut dari tubuhnya, Yerin memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Menyegarkan diri sebelum berakhir memenggal kepala Hoseok dengan senang hati. Langkahnya begitu ringan, Yerin bahkan sempat bersenandung kecil.

Hanya butuh waktu setengah jam untuk tampil sempurna di depan cermin. Polesan sederhana pada wajahnya membuat Yerin tetap cantik tanpa harus memakai make up yang berlebih.
Menatap ke arah pojok ruangan, pada sebuah payung transparan. Perkiraan cuaca hari ini adalah hujan di sore hari. Entah dirinya harus bersusah payah membawanya atau tidak. Namun yang pasti dirinya tidak akan mau jika harus lembur lagi seperti hari sebelumnya.
Hey, ini hari minggu.
Hari yang seharusnya dijadikan untuk liburan, melepaskan penat, memanjakan diri, tapi berkat kelakuan Hoseok kemarin pagi memaksa Yerin untuk ikut bertanggung jawab. Ponselnya kembali berdering untuk ke sekian kalinya.

"Apa?" ketusnya.

"...."

"Aku benar-benar ingin memenggal kepalamu Hoseok_san, kau itu bodoh atau apa sih?"

"...."

"Sepertinya Akira memang harus aku bantai juga. Kalian berdua sama-sama menyebalkan"

Yerin memutuskan panggilan secara sepihak, mendengar Hoseok mengeluarkan suaranya membuat darahnya semakin mendidih. Minggu nya menjadi amat sangat menjengkelkan berkat Hoseok.

Tepat setelah meninggalkan apartemen kecilnya, Yerin berjalan untuk menuju halte bus. Bus datang tepat setelah Yerin berdiam diri selama lima menit. Jadwalnya hari ini adalah menemani Hoseok memperbaiki hasil revisi. Seharusnya tidak perlu diperbaiki lagi, tapi karena tangan jahil dari seorang Hoseok semuanya hilang dalam kejapan mata. Yerin yang saat kejadian sedang mengadakan rapat dibuat linglung ketika Akira dengan wajah amat ketakutan melapor kepada Yerin.

Tentu saja laporan itu berujung geplakan map setebal kamus di kepala Hoseok. Hoseok tak berani mengeluh karena dirinya mengaku jika itu memang salahnya. Yerin hampir saja menangis jika saja Akira dan Hoseok tidak membujuknya dengan segala rayuan.

Setelah dua tahun berlalu kehidupan Yerin kembali normal. Dirinya tidak berada di Korea, melainkan pergi dan menetap di Jepang. Memulai hidup baru tanpa menggunakan nama marga keluarga. Yerin benar-benar melepaskan diri. Dirinya memulai semuanya dari awal, saat pertama kali tiba di Jepang. Dia tidak membawa apapun dari Korea, selain benda yang dia beli dengan jerih payahnya sendiri. Awal tahun hidup di negara orang, Yerin mendapatkan banyak kesulitan. Mulai dari kesulitan dalam bahasa hingga berhasil ditipu. Uang yang dia kumpulkan dari hasil kerja berhasil dibawa orang lain. Mungkin saja Yerin bisa menjadi gelandangan jika saja Hoseok tidak datang menolong. Pria berdarah Korea-Jepang itu datang disertai senyuman sehangat mentari pagi. Yerin sempat ragu untuk menerima pertolongan dari Hoseok, mengingat jika dirinya saat ini berada di negara asing. Yerin tidak bisa dengan sembarang menerima bantuan dari orang lain.

Namun Hoseok selalu saja mengikuti kemanapun Yerin pergi. Tak peduli berbagai kata umpatan yang diterimanya serta penolakan keras dari Yerin. Hingga suatu hari Yerin harus berhutang nyawa pada Hoseok. Tepat saat salju pertama turun di Tokyo, Hoseok terlempar sejauh 3 meter karena menyelamatkan Yerin dari kecelakaan maut. Menyebabkan Hoseok harus kehilangan satu ginjalnya. Tidak berhenti disitu, Yerin kembali menerima cacian serta hinaan yang ditujukan padanya. Keluarga Hoseok sangat membenci Yerin, karenanya putra dari salah satu perusahaan besar di kota Tokyo harus mengalami masa-masa kritis. Yerin hampir dijadikan Geisha* jika saja Hoseok tidak segera sadar dari masa kritisnya lalu mengancam keluarganya sendiri dengan taruhan nyawanya.

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang