Untuk : Yerin
Aku merindukanmu..
Mungkin ini kalimat terakhir yang bisa aku ucapkan tanpa merasa bersalah pada Hoseok.
Maafkan aku karena tidak bisa mengantarkan dirimu dan juga Hoseok ke bandara tempo hari.
Namjoon memaksaku untuk tetap beristirahat di rumah dan mengancamku dengan berbagai hal.
Dia memang terkadang bersikap sangat menyebalkan tapi sungguh sekarang ini aku merasa lebih baik
Mungkin saat kau menikah nanti, ganti aku yang akan menyeret Namjoon untuk pergi kesana, hahahaYerin, aku menitipkan sesuatu pada Hoseok..
Sebuah hadiah yang harus kau terima...
Maafkan aku karena tidak bisa memberikan lebih dari itu..
Aku harap kau menyukainya..Dan juga terimakasih banyak untuk waktu singkat yang berharga...
Untuk banyak hal selama kau berada di Seoul...
Kau telah berubah menjadi wanita yang benar-benar mandiri, wanita kuat, wanita hebat dan aku harus bangga akan hal itu...
Terimakasih karena masih memberiku banyak kesempatan...Aku menyayangimu, Yerin
Tertanda
Yoon Gi
Kedua manik Yerin kembali berembun dan berakhir menjadi isakan kecil. Hoseok yang saat itu berada di ruang tamu, tersentak dan langsung menghampiri Yerin.
"Kenapa?"
"Yoon Gi menyebalkan, kenapa meski sudah sejauh ini dan tidak berada di tempat yang sama. Kenapa orang itu masih bisa membuatku menangis seperti orang bodoh"
Hoseok tersenyum lalu tangannya meraih Yerin dan memeluknya hangat.
"Apa aku harus pergi ke Korea dan memukulnya? Padahal kita baru sampai kemarin, tapi sahabat mu itu benar-benar tidak tahu diri ya?" canda Hoseok disertai kekehan kecil.
"Air mataku tidak bisa berhenti.... hweeee.... aku merindukan Yoon Gi"
Hoseok tidak tersinggung, pria itu tetap tersenyum dan terus saja menepuk pelan punggung Yerin. Biar bagaimanapun, Yoon Gi tetap akan menjadi masa lalu Yerin. Dan juga saat dirinya masih berada di Korea, Yoon Gi menitipkan sesuatu kepada nya. Pria itu juga menjelaskan semuanya agar Hoseok tidak salah paham.
Begitu memahami bagaimana menyesal nya Yoon Gi di masa lalu. Hoseok benar-benar berjanji tidak akan pernah melepaskan Yerin apapun yang akan terjadi. Hoseok tidak ingin menderita seperti Yoon Gi. Hoseok tidak akan pernah mau.
"Yoon Gi menitipkan apa padamu?"
"Kau akan tau jika kita telah menikah, dia bilang itu hadiah pernikahan untuk mu"
"Kau tidak dapat kado? Pilih kasih sekali orang itu!"
"Dapat kok"
"Apa?? Kau dapat apa?"
"Tentu saja aku mendapatkan dirimu, Yoon Gi memberikanmu padaku"
"Yakkk, aku bukan barang"
"Kau memang bukan barang, tapi kau jiwaku yang lain. Tanpa dirimu aku hanya raga tanpa jiwa"
"Belajar dari mana gombalan seperti itu, heh"
"Yoon Gi mengajariku banyak hal"
"Dasar, semua pria memang suka sekali menggoda yah?"
Kedua nya tenggelam dengan banyak cerita dan saling menggoda. Jika Yoon Gi tahu, mungkin pria itu akan sangat iri. Karena Yerin benar-benar bisa tersenyum begitu lepas, seperti tidak memiliki beban dan hanya ada kebahagiaan di dalam hidupnya.
Selang beberapa bulan keduanya melangsungkan pernikahan dan malam sebelum pernikahan dilangsungkan Hoseok akhirnya mengatakan hal yang sempat dia sembunyikan.
"Yoon Gi diam-diam sudah membeli sebuah bangunan lumayan besar dan ternyata bangunan itu adalah toko buku yang tak jauh dari kafe milikmu. Aku sudah datang kesana dan memastikan jika selera Yoon Gi memang tidak begitu jauh dari dirimu"
"Apa maksudmu?"
"Yoon Gi bilang dia menyuruh beberapa orang untuk mendesain ulang toko buku tersebut sesuai keinginan nya. Ya harus aku akui, aku nyaman berlama-lama disana"
"Kau kesana tanpa mengajakku?"
"Hey hey, itu kan masih dalam tahap kejutan. Kau juga akan tau sendiri nantinya"
"Itu curang namanya"
Yerin bersungut-sungut dengan wajah garang tapi malah menjadi sangat menggemaskan. Tidak tahan dengan tingkah calon istrinya, Hoseok menghujani Yerin dengan banyak ciuman manis. Membuat Yerin tertawa geli karena kelakuan Hoseok.
_
_
_
Peresmian pembukaan toko buku yang memiliki nama Mūnbōi itu berlangsung sederhana namun khidmat. Sayangnya Yoon Gi tidak bisa hadir karena bersamaan dengan jadwal terapi nya di Korea. Namun tiga hari setelah peresmian, Yoon Gi tiba-tiba saja datang dengan senyum konyol nya. Membuat Yerin hampir menangis karena terharu. Kali ini, Jeno juga ikut bersama dengan Yoon Gi. Entah ada kejadian apa di Korea sana tapi Yerin melihat jika Jeno sepertinya sudah memaafkan kesalahan Yoon Gi di masa lalu. Meski kali ini terlihat agak sedikit canggung namun berhasil membuat Yerin merasakan bahagia yang berkali-kali lipat.
Kali ini hanya Yoon Gi dan Jeno saja yang bisa datang, sedangkan Namjoon ada urusan mendadak dan membuat membatalkan niat untuk datang bersama Yoon Gi. Meski begitu, bagi Yerin semua itu lebih dari cukup. Melihat dua orang yang sangat disayanginya datang berkunjung, membuatnya berpikir jika semesta sepertinya sudah mempercayakan sebuah kebahagiaan untuk dirinya. Meski di dalam hatinya juga tetap ada rasa cemas yang seperti nya sudah mendarah daging.
Namun yang pasti, Yerin tidak ingin memikirkan hal-hal yang seperti itu. Yang terpenting sekarang adalah, semuanya sudah berjalan sesuai keinginannya.
"Nunna, papa menitipkan ini pada nunna. Dia bilang itu adalah kado dari papa dan mama. Juga meminta maaf karena tidak bisa hadir di pernikahan nunna"
Aw.
Apalagi ini.
Kenapa buah dari pahitnya perjalanan hidup Yerin terasa begitu manis.
Benar-benar sangat manis."Dan ini, dari orang tuaku. Hanya hadiah kecil sih. Tapi ku harap kau menyukainya"
Luruh sudah pertahanan air mata Yerin, pada akhirnya dia memeluk kedua orang yang saat ini merasa panik karena Yerin yang tiba-tiba saja menangis.
"Terimakasih banyak. Terimakasih... aku benar-benar bersyukur memiliki kalian semua di hidupku. Terimakasih banyak..."
.
.
.
.
Halo para readers ku yang berbahagia...
Akhirnya setelah sekian lama...
Moon Child memiliki titik terangnya ^^
Ninda benar" bahagia karena bisa menyelesaikan Moon Child, meski tidak tahu apakah ini sesuai ekspektasi kalian..
Ninda berpikir terlalu lama untuk merampungkan bagian akhir dari cerita satu ini..
Awalnya Ninda memilih untuk menumbangkan Yoon Gi, namun setelah dipikirkan ulang..
Itu semua seperti tidak adil untuk Yoon Gi..
Jadi setelah berpikir terlalu lama, Ninda memutuskan untuk membuat ending yang seperti itu...Untuk readers
Ninda ucapan berjuta" terimakasih karena kalian masih mau dan sudi mampir ke cerita Ninda ini
Terimakasih untuk kesabaran kalian..
Ninda berharap, kita bisa bertemu kembali di cerita Ninda selanjutnyaDan semoga, cerita Ninda ini bisa memberikan kalian sebuah kebahagiaan kecil
Sekali lagi, terimakasih banyak reader_nim
Salam cinta dan kasih dari NindaI 💜 U
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |
Fiksi PenggemarSahabat, cinta dan takdir. Tiga hal penting yang berhasil membuat kehidupan Jung Yerin seperti setetes air di tengah lautan. Yerin dihadapkan oleh ketiganya, memaksa nya untuk segera memilih. Antara sahabat, cinta atau takdir yang sedang mencoba be...