35

165 33 5
                                    

Daun maple jatuh dan mengenai surai legam Yerin, wanita itu menatap ke arah pohon besar yang sekarang ini tengah menjadi sandaran seseorang. Yerin memang tidak asing dengan situasi seperti ini, namun dirinya seperti kesulitan untuk mengenali orang itu. Orang itu bersandar dengan mata tertutup, tidak menyadari keberadaan Yerin yang sekarang ini hanya berjarak dua meter darinya. Yerin berusaha menajamkan kedua manik untuk memperjelas pandangan nya. Mencoba untuk sekali lagi melangkah, namun langkahnya tertahan.

"Hey..."

Jika langkahnya tertahan, dirinya masih punya mulut untuk berbicara. Yerin sedikit berteriak agar orang itu setidaknya membuka mata. Saat tidak mendapatkan respon, Yerin kembali mengulangi namun dengan suara yang lebih keras. Percobaan kedua berhasil dan ketika kedua manik orang itu terbuka. Pemandangan yang sebelumnya buram bagi Yerin berubah menjadi begitu jelas.

Senyum ramah Yerin seketika pudar, dirinya bahkan memundurkan beberapa langkah. Yerin tidak yakin dengan apa yang saat ini dia lihat. Namun, kedua manik kembarnya juga masih berfungsi dengan sangat baik. Jika memang benar apa yang ada di depannya ini nyata. Lebih baik Yerin berpaling dan menjauh darinya.

"Aku harus pergi" Yerin berbalik dan bermaksud pergi dari tempat itu.

"Yerin"

Yerin membenci dirinya sendiri yang masih mengingat dengan jelas suara orang itu. Tidak hanya siluet, aroma, bahkan dari suaranya saja Yerin masih mengingat nya dengan sangat baik. Pertahanan yang selama ini Yerin bangun dengan susah payah, perlahan mulai terkikis. Meski tubuhnya tetap diam dan hanya mengandalkan keberanian yang tersisa. Yerin tetap harus memberi peringatan pada dirinya sendiri tentang masa lalu.

"Bisakah kau berbalik dan menatapku?"

Permintaan bodoh, serta jawaban yang sudah pasti jelas untuk menolak. Tapi sesuatu aneh mulai terjadi, seperti ada sesuatu yang memaksanya untuk mendengarkan suara itu. Tubuhnya seperti bergerak sendiri,m dan itu bukan dari kemauannya. Dengan sangat terpaksa Yerin menatapnya.

"Kau begitu membenciku, bukan?"

"Yerin ak-"

"Yoon Gi, kita hentikan semua ini. Bisakah kau pergi dari hadapan ku sekarang juga?"

Yerin sengaja memotong ucapan nya karena tidak ingin kembali mendengar begitu banyak kalimat kebohongan yang diciptakan. Seseorang yang tidak lain adalah Yoon Gi tertegun untuk sejenak. Mendengar sendiri jika Yerin bahkan menolak di kata pertama, sudah berhasil membuat Yoon Gi kehilangan sedikit semangatnya.

Namun Yoon Gi tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini, sedikit ulasan senyum dengan kedua manik nya yang sedikit tertunduk. Yoon Gi kembali mencoba untuk berbicara pada Yerin.

"Hanya sebentar dan juga.... ini untuk yang terakhir kalinya... aku ingin meminta maaf padamu... untuk semuanya, untuk luka yang pernah aku buat, untuk tangisan yang berasal dariku, untuk masa lalu yang buruk saat bersamaku. Aku tau semua ini tidak akan cukup, kau juga sangat tau jika kata maafku ini tidak akan bisa mengubah apapun di kehidupan masa lalu kita. Tapi, setidaknya dengan kau mau mendengarkan kata maaf dariku, itu sudah bisa membuatku bernapas sedikit lega, itu akan memudahkan jalanku nantinya. Aku hanya ingin mengatakan itu... lalu untuk yang terakhir kalinya dan mungkin ini adalah permintaan ku yang harus kau kabulkan. Bisakah kau melepaskan ku sepenuhnya?"

"Apa maksudmu?"

"Kau masih menyimpanku di dalam hatimu"

"Konyol, aku bahkan sudah mengunci hatiku sejak lama. Kau hanya masa lalu yang tidak pantas untuk dikenang"

Yoon Gi tidak menjawab namun pandangannya turun ke arah bawah. Tepatnya ke arah pergelangan tangannya sendiri, Yoon Gi ingin menunjukkan sesuatu agar ucapannya dapat dipercaya oleh Yerin.

Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang