"apa yang kudapat?"
Sesuai dugaan Yerin, Taehyung datang dengan membawa sebuah syarat. Yerin menyerahkan sebuah benda kecil berwarna silver ke arah Taehyung. Benda ini satu satunya benda yang akan membuat Taehyung melakukan apapun.
"Hanya ini?"
"Hak paten, kau bisa mengubahnya atas namamu"
"Kau mengorbankan banyak hal ternyata, kau yakin dengan hak paten? Aku bisa saja mengubah isi nya sesuai dengan kemauanku. Kau bisa saja terancam"
"Kau terlalu berbelit-belit"
Taehyung cukup terkejut dengan sikap Yerin, di luar dugaannya. Dirinya kira Yerin akan memohon kepadanya dan mau melakukan hal bodoh yang sudah dipersiapkan olehnya. Namun disini malah dirinyalah yang mendapatkan tawaran menggiurkan. Taehyung mendesis, sedikit kesal dengan langkah yang Yerin ambil.
Wanita di depannya ini ternyata sudah banyak berubah. Pengaruh dari seorang Min Yoon Gi bisa sejauh ini.Dulu, selama dirinya menjalin kasih dengan Yerin. Dirinya hanya mengenal Yerin yang manja, keras kepala dan terlalu polos. Mau melakukan banyak hal bodoh untuknya.
Namun kali ini sorot mata yang dapat Taehyung lihat jelas sangat berbeda. Binaran mata tentang apa yang akan dia dapatkan jika berhasil bernegosiasi dengan dirinya tentu saja menjadi hal yang begitu menarik."Bagaimana jika kau terluka dengan apa yang akan aku katakan"
"Jangan lupakan dirimu yang pertama kali menorehkan itu padaku. Jangan melunak, aku bukan Yerin yang dulu"
"Kau begitu percaya diri"
Taehyung menyeringai, menunggu reaksi selanjutnya. Jujur saja, Taehyung suka Yerin yang sekarang ini. Terlihat begitu menggemaskan, namun berbahaya. Jauh dari kata polos dan juga bodoh.
Kali ini giliran Yerin yang menyeringai, "bagaimana jika kepercayaan diriku ini kau gunakan sebaik mungkin. Kesempatan mu hanya kali ini saja. Berhenti menarik ulur ucapanmu atau kau sendiri yang akan berakhir menyedihkan. Kartumu ada padaku tuan Kim"
Sialan!
Taehyung ingin mengumpat rasanya, Yerin mulai pandai memainkan kata."Baiklah, dengarkan ini baik-baik nyonya Min Yerin"
_
_
_
Mendung berarak secara perlahan, suhu udara berubah menjadi lebih dingin. Mungkin semesta sedang berusaha menguji kesabaran Yerin.
Takdir seakan tak membiarkannya bernapas lega barang sedetik. Mengetahui fakta yang sebenarnya membuatnya mengumpat pada diri sendiri. Meruntuki kelemahannya lalu membenarkan kalimat Taehyung beberapa saat yang lalu. Perangai yang selama ini dirinya tampilkan tak ubahnya hanya sebagai kamuflase belaka. Nyali yang menguat akibat amarah yang tak terbendung mampu menyingkirkan rasa takut lalu memendamnya.
Rupanya Tuhan lebih mengetahui isi hati hambanya.Usai mendengar sendiri bagaimana Taehyung menjelaskan semuanya lalu saat tatapan mata Taehyung berubah menjadi lebih menyebalkan.
Yerin berpikir jika dunia memang benar-benar tidak adil padanya. Euphoria bahkan seperti tersesat hanya untuk berusaha mencari keberadaannya."Kau tau bagaimana harus bersikap bukan? Ayolah bukankah membalas apa yang sudah si brengsek itu lakukan adalah perbuatan menyenangkan?"
Sungguh kalimat Taehyung dan mulut sialannya itu memang perlu di sumpal dengan penyedot WC.
Menjijikan.
Sifatnya tetap sama seperti dulu, tukang kompor. Yerin menghentikan langkahnya, kembali menghela napas yang terasa begitu sesak. Sadari tadi otaknya terus saja memikirkan perkataan Taehyung. Berusaha untuk mengabaikan kalimat terakhir namun berakhir gagal. Sejenak ada secuil rasa untuk langsung datang dan menanyakan itu semua pada Yoon Gi, memaksa pria itu untuk menjelaskan semuanya. Tapi semua itu seperti hanya sebuah bayangan semu.
Yerin tak setangguh itu. Setiap kali menatap dan menyelami kedua manik kembar milik sang suami. Entah bagaimana caranya rasa luluh dan enggan mengorek semua yang ingin dia tanyakan menguat begitu saja. Terlalu jatuh pada pesona lelah sang suami. Lelah saja bisa memabukkan seperti itu, dasar Yerin menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Child ( COMPLETE ) | Tersedia versi E-book dan versi Cetak |
FanficSahabat, cinta dan takdir. Tiga hal penting yang berhasil membuat kehidupan Jung Yerin seperti setetes air di tengah lautan. Yerin dihadapkan oleh ketiganya, memaksa nya untuk segera memilih. Antara sahabat, cinta atau takdir yang sedang mencoba be...