Ragazza Segreta

Bagian 22 || Sebuah surat ||

🍒HAPPY READING🍒

***

Kring kring kring

Bel sekolah bunyi sekarang matahari sudah terik diatas. Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, siswa-siswi berhamburan keluar untuk pulang kerumah masing-masing.

"Na, lo pulang sama siapa?" tanya Ivani.

Alena menatap Alenta sejenak lalu menyedihkan bahu.

"Lo serius mau pulang sendiri?"

Alenta menganggu kan kepalanya.

"Gue sama Alenta pulang dulu ya." Ivani menggeret Alenta keluar dengan Alena yang menatap dengan tatapan yang sulit di artikan.

Alena hanya mendengus lalu keluar kelas membawa tasnya.

***

Alenta memasuki rumah dengan keadaan sepi. Mungkin ibunya sedang bekerja dan ayahnya tak tau dimana, Aurel belum pulang sekolah. Mungkin ada kerja kelompok bersama temannya.

Alenta menaiki tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Ia menutup pintu dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Hari ini sangat tenang rumah sepi tidak ada pertengkaran yang selalu ada di setiap harinya.

Ia mengubah posisi menjadi terlentang menatap langit kamar. Lalu ia teringat dengan Alena, pergi dengan siapa dia?

Lalu ia bangkit dan mencari hpnya lalu ia mengencari nomer Alena.

"Hallo"

Ucap seberang dengan dingin.

"Lo ada di mana?"

"Kenapa?"

"Di tanya malah tanya balik."

Di seberang sana seperti ada suara yang sangat ia kenal.

"Lo kok masih disini?

"Pulang sama gue aja yuk."

"Nggak usah," balas Alena dingin.

"Lo pulang naik apa?"

"Angkot," jawab Alena dingin setelah itu ia mematikan telfon Alenta.

"Sial!"

Alenta langsung mengambil kunci montornya dan bergegas pergi.

***

A

lena sedang duduk di halte untuk menunggu angkot yang lewat. Lalu, ia mendengar dering telfon ternyata Alenta yang menelfonnya. Awalnya ia sempat ragu untuk mengangkatnya. Sedetik kemudian ia memencet tombol hijau.

"Hallo"

"Lo ada di mana?"

"Kenapa?"

"Di tanya malah tanya balik."

"Lo kok masih disini?

"Pulang sama gue aja yuk."

"Nggak usah," balas Alena dingin.