Bagian 24 ||Keluarga||

126 12 2
                                    

🍒HAPPY READING🍒

***

Alena sedang asik melihat si kembar yang nggak lulus-lulus. Dengan cemilan yang ada ditangannya. Ditemani ayah nya seraya mengerjakan tugas kantor di rumah sakit. Selama Alena dirawat ia lah yang menjaga Alena. Urusan pekerjaan ia pantau lewat email.

Alena menghela nafas bosan ia di rumah sakit.

"Ayah, aku bosan," keluh Alena.

Alen menatap Putrinya, dan mendekat ke bankar rumah sakit.

"Putri ayah bosan? Kita tunggu ibumu dulu ya, dia sedang ke toilet. Nantiayah izin sama dokter," ucap Alen seraya mengelus kepala Alena lembut.

Alena hanya menganggukan kepalanya.

"Ayah."

"Kenapa sayang? Butuh sesuatu atau ada yang sakit?" tanya Alen berurutan.

Alena menggelenkan kepalanya, "terima kasih," ucap Alena tulus.

"Jangan berterima kasih sayang, ini udah kewajiban ayah menjaga putri ayah," balasnya dengan lembut.

Alena memeluk Alen dan berucap, "i Miss you, yah. Aku sayang ayah."

"Ayah juga sayang kamu," balasnya dengan membalas pelukan Alena.

Ceklek

Pintu ruang rawat terbuka Lenia kembali dengan dokter dan suster di belakangnya.

"Gimana putri ibu? Ada yang sakit tidak?" tanya Lenia.

"Tidak Bu, Alena ingin cepat pulang," keluh Alena.

"Di periksa dulu yah sama dokternya," sahut Lenia.

Alena mengganggukan kepalanya. Alem menyingkir agar dokter bisa memeriksa putri nya.

"Bagaimana dokter?" tanya Lenia.

Sang dokter menatap Alena dengan sulit diartikan. Alena mengedipkan matanya agar sang dokter tidak mengatakan kondisi yang tidak baik.

"Alhamdulillah, Alena sudah sembuh dari amesianya. Ia bisa mengingat kejadian masa lalu nya, dan kondisi sekarang sudah memungkinkan untuk pulang," jelas dokter.

Alena diam-dia menghela nafas lega.

"Terima kasih banyak dokter Tegar," ucap Lenia.

"Sama-sama, kami permisi dulu." Dokter Tegar berlalu seraya menatap Alena dengan khawatir. Tatapan Alena tenang seakan mengisyaratkan ia baik baik saja.

"Akhirnya aku bisa pulang, 1 hari disini membuat ku sangat bosan," ucap Alena dengan cemberut.

Kedua orang tua Alena terkekeh pelan melihat putrinya senang.

"Nanti pulang ke mension ayah ya?" tanya Alen kepada ibu dan anak.

"Aku ngikut aja mas," jawab Lenia.

"Aku ngikut ibu," sahut Alena.

"Ya sudah kita beres-beres terus ke parkiran mobil sudah ada disana," ucap Alen.

Mereka membereskan ruang rawat sebelum pergi.

"Sudah selesai?" tanya Alen.

"Sudah," balas Lenia.

"Em ayah, ibu duluan aja yah ke mobil. Aku mau ke kantin sebentar." Izin Alena agak ragu.

"Baiklah, kalau ada apa-apa telfon ibu," ucap Lenia.

"Oke." Alena mengancingkan jempolnya.

"Ya sudah kami duluan."

"Assalamualaikum."

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang