Bagian 12. || kerja? ||

243 30 3
                                    

🍒HAPPY READING🍒

***

"Alena tunggu," ucap Alenta meyesuaikan langkahnya dengan Alena dan mencekal pergelangan Alena. Otomatis langkah Alena terhenti menatap Alenta datar.

"Lo kenapa bajunya basah gini?" tanya Alenta memegangi pundak Alena menatap Alena dari atas sampai bawah.

"Gpp," jawab Alena singkat sambil melepas tangannya di pundaknya.

"Ikut gue." Alenta menarik tangan Alena lembut. Alena diam mengikuti langkah Alenta yang membawanya entah kemana.

Koperasi, Alenta membawanya ke koperasi sekolah. Alena tidak tau apa yang dilakukan Alenta saat ini.

"Bu, seragam hari ini. Saya beli 1 yang cewe," ucap Alenta kepada petugas koperasi. Ucapan Alenta membuat perhatian cewe di sana. Seorang Alenta membelikan seragam?

Alena membulat 'kan matanya terkejut. Ia menarik tangan Alenta, ia menggelengkan kepala pertanda tidak mau.

"Kenapa?" Tanya Alenta didepan Alena.

"Nggak usah," jawab Alena singkat.

"Nggak papa dari pada lo gini? Nanti masuk angin," balas Alenta lembut.

Alena merasa tersentuh hatinya. Ia merasakan Alenta sudah mengenalnya selama bertahun-tahun. Tapi ia kenal Alenta saat dia pindah kesini. Dia sudah banyak membantunya, dari kejadian yang lalu dari awal pertemuan sampai detik ini. Cara membalasnya bagaimana? Alena merasa tidak enak jika terus tergantung oleh Alenta.

"Hey." Alenta menggibaskan tangannya ke muka Alena yang sedang ngelamun. "Lo hobinya ngelamun ya? Gue panggil-panggil, gue udah jalan lo masih disini."

"Nggak."

"Elah jawabnya singkat amat. Irit banget lo," ejek Alenta.

Alena hanya mendengus sebal kedatangan Alenta ia sering di ledek ia berbicara satu atau dua kata.

"Nih bajunya, cepetan sana lo ganti." Alenta menyerahkan seragamnya yang dibeli oleh Alenta, Alenta mendorong pelan Alena. Alena berjalan dengan langkah pelan. Ia lupa suatu hal yang membuat nya membalikan badan menatap Alenta yang juga sedang melihatnya.

"Makasih," kata itulah yang keluar dari mulut Alena setelah itu ia berbalik badan dan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi untuk ganti baju.

Alenta tersenyum penuh arti. Perlahan-lahan ia akan mendapatkan Alena lagi. Sejak kedatangannya si kakak kelas ia, Adrean kini tidak mendekati Alena lagi. Entah lah alasannya kenapa.

Ia menaikan lengan tasnya yang turun dibahu kanan. Ia menggendong tasnya dibahu kanan saja. Ia berjalan ke koridor banyak yang menatap kagum. Alenta hanya di balas dengan senyumnya. Rambut acak-acakan, sepatu warna putih, kaos kaki polos, baju dikeluarkan, sudah terkesan badboy.

Marvel ganteng bangett

Makin hari tambah ganteng deh

Itu kan namanya Alenta yang sering bolos kan?

Masa sih?

Iya tadi pagi gue liat dia manjat pagar samping.

Bukan namanya Marvel?

Sama aja kali

Alenta mendengus ternyata ada yang melihatnya terlambat tadi pagi. Ia sengaja lewat samping agar tidak ketahuan guru.

Ia masuk kelas, suasana hening jam istirahat mungkin sebentar lagi akan habis. Alena yang belum balik dari toilet. Alenta menaruh tasnya di tempat diduduknya di samping Alena. Ia mengeluarkan hpnya dan bermain game. Tiba-tiba ada yang menghampirinya.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang