Bagian 14. ||Terbongkar||

235 29 15
                                    

🍒HAPPY READING🍒

***
PUTAR LAGUNYA AGAR BISA MERESAPI!

***

"KYUHHUUU LENA GUE BAWAIN MAKANAN," teriak Alenta untung saja kelas sepi hanya Alena dan Alenta saja.

Alena hanya mendengus sebal. Untung saja dikelas hanya mereka berdua.

"Aku gak laper," ucap Alena dingin ketika makanannya disodorkan untuk Alena.

"Makan dong, kan gue udah bawain buat lo. Masa gue makan sendirian!" balas Alenta.

"Makan sendiri," sahut Alena.

"Nggak lo juga harus makan!" perintah Alenta.

"Ihhh apaan si!" sewot Alena ketika sendok berisi bubur ayam itu didepan mulutnya.

"Makan baru gue makan."

"Nggak mau!"

"Makan!"

"Nggak!"

"Makan!" Alenta menyodorkan makanannya tapi Alena menutup mulutnya.

"Nggkh mahu," ucap Alena terbata-bata karena mulutnya tertutup tangan.

"Makan duluu."

"Nggak mauu!!"

"Kenapa nggak mau sih!" Alenta menaruh bubur ayam dengan bunngkus sterofom itu di meja.

"Nggak suka bubur," jawab Alena.

Alenta mendesah pelan. Memaksa makan orang yang dipaksa aja nggak suka!

"Ya udah gue beliin yang lain?" tanya Alenta.

"Nggak usah. Aku minum ini aja," Alena mengambil minuman yang dibeli Alenta, "makasih udah dibeliin. Entar aku ganti."

"Nggak usah di ganti itu buat lo aja," balas Alenta.

"Makasih ya."

Alenta menganggukan kepalanya. "Gue makan sendiri nih?" tanya Alenta.

Alena mengangguk polos. Alenta menghela nafas ia memasukan bubur kedalam mulutnya.

"Minta?" tanya Alenta.

Alena menggelengkan kepalanya. "Aku nggak suka."

Alena melanjutkan menyalin catatan yang ada di papan tulis ke bukunya. Sedangkan Alenta memakan bubur yang ia beli.

Len, lo mengingatkan gue pada seseorang, orang yang karakternya mirip lo Batin Alenta.

Disisi lain terdapat seseorang yang mengepalkan tangannya.

"Sebaik apapun lo ke gue. Gue nggak bakal balas budi sebelum Marvel jadi milik gue," ucap seseorang itu.

***

Kringkringkring

Bel pulang sekolah telah berbunyi menandakan para siswa-siswi pulang kerumah masing-masing. Beda halnya dengan Alena yang masih menunggu kelas sepi. Alenta sudah pulang duluan, ia menawarkan pulang bersama namun Alena menolaknya.

Alena melihat sekitar sekarang jadwalnya ia piket kelas. Ia mengambil sapu di pojok ruangan dan mulai menyapu, membersihkan papan tulis, mengelap kaca, dan kelas semua bersih.

"Alhamdulilah selesai juga, nanti tinggal ke cafe kalau aku telat pasti dimarahin sama bos," guman Alena seraya mengambil tasnya di tempat duduknya.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang