Bagian 26 || Teka-teki||

99 12 26
                                    

🍒 HAPPY READING 🍒

***

Bel istirahat berdering nyaring murid berbondong-bondong untuk ke kantin mengisi perutnya. Alena hendak ke kantin tetapi mendengar pengeras suara yang menyebutkan namanya.

"Untuk Alena Marchelia Maharani dengan Alenta Marcelino Pradinata segera ke ruang BK sekarang juga. Sekali lagi panggilan kepada Alena Marchelia Maharani dengan Alenta Marcelino Pradinata untuk segera ke ruang BK sekarang juga terima kasih."

Alena berdiri dari duduknya namun ada yang menyekal pergelangan tangannya.

"Kita bareng," ucap Alenta.

Alena menganggukan kepalanya lalu ia keluar kelas dengan berjalan sejajar.

___

Mereka memasuki ruang BK sudah ada Bunga dan orang tuanya dan juga.

"Selamat pagi semua... Ku nantikan dirimu di depan kelas ku----awss."

Alena mencubit pinggang Alenta yang menyanyi kan lagu yang tidak jelas. Bukannya salam malah dia bertingkah tidak sopan.

"Sakit,,Na."

Alena tidak memperdulikan Alenta lalu ia memberikan salam dengan dingin, "Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam," balas mereka.

Alena duduk di sofa di ikuti Alenta. Alenta mengangkat kaki kanannya dan di taroh ke atas kaki kirinya dan tangan ia senderkan ke samping dibelakang Alena.

"Hallo ibu, saya kembali lagi ketemu ibu," ucap Alenta mengedipkan matanya kepada Bu Angel.

"Diam kamu!" jawab Bu Angel.

"Kenapa si Bu manggil kita? Saya kan laper mau ke kantin," balas Alenta santai.

Orang tua Bunga melirik Alenta dengan tatapan mengejek.

"Nggak pernah di ajarin sopan santun kalik. Nggak sopan sama orang tua," cibir ibu Bunga.

Alena sudah muak di sini apa lagi dengan nyokap Bunga.

"Ada apa manggil kami?" tanya Alena dingin.

"Kamu yah, kenapa membuat masalah dengan anak saya?!" tanya nyokap Bunga dengan tatapan marah.

"

Anak anda butuh kaca?" celetuk Alenta.

"Maksud kamu anak saya yang tidak benar?"

"Memang," jawab Alenta santai.

"Tidak mungkin! Saya tidak pernah mengajarkan anak saya seperti itu."

"Sudah-sudah kenapa bisa Bunga terluka?" tanya Bu Angel.

"Dia ngelukain Alena," jawab Alenta.

"Bohong Bu! Saya di bentak sama Alena terus pipi saya di cengkram Bu," balas Bunga.

Alenta melotot tidak terima, membalikan fakta yang tidak benar.

"Jangan sembarang ngomong Lo," tunjuk Alenta.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang