🍒 HAPPY READING 🍒
***
Di ruangan yang mencengkam ada dua orang pria yang sedang membaca sesuatu.
"Bagaimana kabarnya kali ini?" tanya salah satu pria duduk di atas kursi kebesaran nya. Ia bertanya dengan tangan kanan nya ini.
"Tidak ada perubahan."
Pria itu menganggukkan kepalanya. "Bagaimana kabar si kembar juga?"
"Dari hasil pantauan saya kalau Andrean masih hidup," jawabnya.
"Apa?! Bukanya dia mati ketika menyelamatkan Alena dari kobaran api?!"
"Tidak tuan, dia masih hidup. Namun kabarnya buruknya kembaran Andrean hilang bagai di telan bumi," jawabnya lagi.
Pria itu tersenyum sinis.
***
Alenta menopang dagunya cemberut menatap wajah cantik Alena yang tertidur dan belum membuka matanya.
"Kapan sih kamu bangun?" guman Alenta.
Ceklek
Pintu rawat rumah sakit terbuka menampakkan seseorang yang menatap Alena sendu. Sontak Alenta berdiri dan tangan nya mencengkam kuat.
"Mau apa lo?!" tanya Alenta dingin.
Pria remaja itu melangkah masuk seraya menutup pintu rawat. "Gue mau jenguk Alenta."
Wajah Alenta memerah karena amarah, tangan nya mencengkam kuat.
"Lo udah puas liat Alena gini? Bokap lo dan lo itu dalang dari semua ini." tanya Alenta sinis.
"Makanya gue kesini mau minta maaf sama Alena."
Tanpa menghiraukan tatapan Alenta, pria remaja itu melangkah mendekati bankar Alena berhadapan dengan Alenta.
Meletakkan buah segar yang ia bawa di meja yang tak jauh darinya. "Gue mau bicara bentar sama Alena."
"Nggak," balas Alenta dingin.
"Sebentar."
"Gue bilang nggak ya nggak."
"Biarkan saja, kasi waktu untuk berbicara dengan Alena, Lenta," sahut seorang paru baya memasuki ruangan.
Alenta menatap paruh baya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "Om Alen?"
Pria itu menganggukkan kepalanya dan berkata, "dia nggak macam-macam."
Alenta menatap remaja di seberangnya lalu menatap pria paru baya itu. "Ayo," ajak Alen menunjuk pintu keluar dengan dagunya.
Alenta berjalan pelan mengikuti Alen keluar, ia berbalik badan menatap tajam seseorang di samping Alena.
Ia menutup pintu ruang rawat dan berjalan menjauh.
Suasana hening, hanya alat medis berbunyi nyaring di tengah-tengah keheningan. Andrean, yang tak lain adalah sosok yang berdiri sambil memegang tangan Alena.
"Alena, lo pasti tanya kan ngapain gue kesini?"
"Gue mau minta maaf sama lo, gue udah jahat sama lo. Gue nyesel, pertemuan pertama kita yang membuat gue tertarik sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragazza Segreta
Teen Fiction[on going] {Follow sebelum membaca, enjoy aja guys bacanya} Aku Bukan Mariposa diganti dengan Ragazza Segreta WAJIB FOLLOW, VOTE DAN COMENT! | Belum di revisi author lgi males revisi mohon maaf jika ada typo atau kesalahan | Follow Ig khtrh.fzh24_ a...