Bagian 3: ||Abu-abu||

517 89 51
                                    

Mungkin keadaan ini membuat ku menjauh dari mu. Karena aku bukan siapa-siapa bagimu sejak dulu.

🍒HAPPY READING🍒

***

Pagi yang ceriah menerangi bumi. Embun di pagi hari membuat suasana menjadi dingin. Alena siap-siap untuk berangkat sekolah.

Alena mencium punggung tangan Lenia. "Bu, aku berangkat dulu, ya. Ibu nanti kalau kerja waktunya makan siang, makan ya, bu. Terus jangan terlalu cape. Jangan kerja terlarut malam," pesan Alena.

"Iya, sayang. Belajar yang rajin juga." Lenia mencium pucuk kepala sang anak.

"Dah, bu. Assalamualaikum." Alena melambaikan tangan. Dan mulai berjalan menuju halte. Ia duduk sekarang masih pagi sekali. Mungkin belum ada yang berangkat. Alena berangkat pagi karena ia harus menunggu angkutan lewat.

Drum drum

Ada sebuah montor berhenti di depan Alena membuat Alena memutar bola matanya malas.

"Hay. Berangkat bareng, yuk?" ajak Alenta.

"Nggak," tolak Alena.

"Why? Ayo lah, gue kan belum ngenal sekolah lo. Kalau gue kesasar gimana?"

"Bodo!"

"Jadi cewe jutek amat si."

Alena tidak menjawab ia masih menunggu angkutan.

Alenta berdecak, "Lo mau terlambat? Jam udah jam segini, nih."

"Masih pagi," jawab Alena dingin.

"Buruan bareng sama gue."

"Nggak," tolak Alena.

"Gue tunggu disini, sampe angkot lo dateng."

Alena tidak menjawab ia masih menunggu angkutan datang dengan ditemani Alenta. Mereka sesama diam beberapa menit.

Tintin

Suara klakson mobil yang berhenti di belakang montor Alenta. Ia berjalan kearah mereka.

"Berangkat sama gue, yuk," ajak seseorang berhadapan dengan Alena.

"Eh lo ngapain kesini. Hah!" Alenta berdiri mendorong bahu cowo itu.

"Dan lo ngapain juga disini," tunjuk cowo itu menunjuk Alenta.

Alena hanya diam pikirannya entah kemana. Ia tidak menyangka kalau... Andrean Retro Jagaraksa menjemputnya. Perasaan Alena tidak karu-karuan. Rasa kesal, marah dan kecewa. Memang dulu ia memasuki hati Alena namun waktu terus berjalan dan perasaan itu pun hilang tidak ada kata SUKA. Pada diri Alena kepada Andrean.

Alena berdiri dari duduknya ia menarik Alenta sampai ke montor milik Alenta. Ia tidak ingin berlama lama dengan dia.

"Jalan," ucap Alena dingin mengambil helm yang berada di sepion kaca.

"Len, berangkat sama gue aja, ya?" mohon Andrean.

Namun ia tak menanggapi ia memakai helm milik Alenta dan menatap Adrean dengan datar.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang