Bagian 13. ||Keberanian Alena ||

241 32 15
                                    

🍒HAPPY READING🍒

***

Alena sudah berangkat sekolah seperti biasa hari ini sangat sepi di kelas. Tidak ada Alenta karena dia tidak berangkat dengan catatan 'izin. Biasanya Alenta terlambat sekolah. Namun, sekarang sudah mau jam istirahat pertama Alenta belum juga datang.

Kok jadi mikirin Alenta?! Batin Alena.

Alena tidak berbicara atau pun mengeluarkan suara sepeser pun. Dari bel masuk sekolah Alena hanya diam ditempat duduknya.

Kringkringkring

Bel istirahat berbunyi, guru keluar kelas dan siswa-siswi sudah berbondong-bondong ke kantin. Tidak untuk Alena seperti biasa, jika moodnya tidak mau ke kantin ya di kelas.

"Heh Asongan," panggil seseorang tapi tidak di jawab oleh Alena.

BRAK

"LO DENGER NGGAK SIH KALAU GUE MANGGIL LO!" bentak Bunga. Ya orang yang memanggil asongan, Bunga.

Alena masih diam membaca buku pelajarannya. Bunga geram mengambil buku yang di baca Alena.

"Balikin," ucap Alena dingin.

"Buku ini?" tanya Bunga mengangkat ke udara. Bunga memegang buku Alena dengan jempol dan jari telunjuk.

"Ternyata baru beli yah?" guman Bunga.

"Balikin," ucap Alena dingin lagi.

"Balikin yah? Bentar dulu deh. Kayaknya ada yang salah." Bunga membolak-balikan buku Alena yang dipegangnya.

SRETTT

SRETT

SRETT

Bunga menyobek buku Alena menjadi beberapa bagian. Buku itu yang baru di beli Alena hasil menabungnya selama 1 bulan.

Alena mata memanas, menahan amarah dan raut wajahnya menjadi lebih dingin. Menatap Bunga tajam.

"Apa lo liat-liat, mau gue congkel tuh mata. Lo kira ada Marvel gue bakal diem gitu ke lo. Nggak bakal, gue bakal singkirin lo dari sekolah ini," Bunga menunjuk Alena dengan jari telunjuknya.

"Ikut gue." Bunga menarik Alena kasar. Alena memberontak di terikan Bunga namun sayang tenaga Bunga lebih kuat dari dirinya. Antek-antek Bunga pun mengikuti di belakangnya.

Bunga membawanya ke halaman belakang dan manjatuhkan Alena. Alena hanya diam menahan rasa sakit.

"GYUS INI DIA PACARNYA MARVEL. CEWEK ASONGAN JELEK BULUK KAYAK DIA," teriak Bunga menunjuk Alena yang di bawahnya.

Alena berdiri dari duduknya menatap Bunga dingin. SUDAH CUKUP! Sudah 5 tahun ia di giniin. Alena tunggu kelanjutannya pasti ada segerombolan cowo balanya Bunga.

***

"Woy Yan," panggil Fero.

"Apaan?"

Nama yang merasa terpanggil pun menoleh.

"Gawat Yan. Cewe itu di bully sama Bunga dkk juga Dimas dkk di lapangan belakang."

Andrean bangkit dari duduknya dan langsung berlari keluar kelas menuju lapangan belakang. Andrean menerobos kerumunan sampai berdesak-desakan. Dan sekarang sudah di barisan pertama melihat Alena dengan Bunga dkk dan Dimas dkk.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang