Bagian 35 || Kata Hati||

34 6 6
                                    

🍒 HAPPY READING 🍒

***

Nicholas menatap Alena dengan sendu. Sesudah operasi berjalan dengan lancar Alena belum juga sadar karena obat bius, dan juga Alena sempat sesak nafas di gedung itu.

Nicholas mengambil tangan Alena yang tidak di infus mengelusnya dengan pelan. Ia masih bungkam, dengan keadaan Alena yang seperti ini. Lebih sakit ketika Alena melupakannya, dengan hilang ingatan.

Ia juga merasa bersalah jika ia tidak bisa menjaga Alena dengan baik.

"Maafin gue, Len," ucap Nicholas menundukkan kepala yang masih mengelus punggung tangan Alena.

***

Kasus penculikan Alena dan juga aksi penembakan yang terjadi pada Lenia sudah tersebar di berbagai sosial media. Bahkan seluruh penjuru sekolah pun turut berduka cita, mereka juga tidak menyangka bahwa Alena adalah putri tunggal dari Alen sang pemilik sekolah.

Saat ini adalah jam istirahat, ada segerombolan laki-laki remaja yang duduk di kantin sambil menikmati makanan yang di pesannya. Namun ada satu laki-laki yang terus diam, ngelamun dan juga tatapannya yang kosong.

"Ndre?" panggil salah satu temannya namun tidak ada balasan. Sang empu ngelamun dengan tatapan kosong.

"Ndree," teriak temannya lagi.

Sang empu tersadar dan berdecak sebal. "Kenapa sih?" tanya yang di panggil Ndre itu.

"Andrean Lo kerasukan apa gimana si? Bengong Mulu kerjaan nya," tanya temannya yang lain.

"Gue nggak papa kok."

"Nggak papa apa nya orang lo sama persis kek kerasukan setan," balas temannya.

Laki-laki itu memutar bola matanya malas.

"Gue dapet kabar Alena masuk rumah sakit?" tanya temannya yang tak lain adalah Fero.

"Yah."

"Turut berduka cita. Lo nggak njenguk dia?"

"Penjagaan ketat," jawab Andrean menggelengkan kepalanya.

"Ohya pasti banyak anggota mafia mengelilingi rumah sakit," jawab teman Andrean yang lain.

Fero menepuk pundak Andrean dan berkata, "dia lelah, dia ada di posisi hidup atau mati. Apapun yang akan terjadi nanti kita harus terima, berdoa yang terbaik buat Alena. Gue yakin dia bakal bangun, diawal kebahagiaan nya sekarang."

***

S

atu minggu telah berlalu, belum ada tanda-tanda ketiga orang itu bangun. Setelah menjalankan operasi, ketiga nya mendapatkan perawatan yang terbaik. Dan juga penjagaan yang ketat.

Operasi yang dijalani mereka mungkin ada resiko yang dirasakan setelah operasi. Semua berdoa untuk kesembuhan ketiga orang itu.

"Kak," panggil seorang pria memanggil sang kakanya yang memandangi kedua perempuannya.

"Ada apa?" jawabnya dingin.

"Kaka sama adik sendiri aja masih dingin gini. Apa cuma Mbak Lenia sama ponakan ku saja yang bisa mencairkan sifat dingin mu itu?" tanya adiknya heran dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang