Bagian 28 || Hilang ||

93 11 2
                                    

🍒 HAPPY READING 🍒

***

"Alena," panggil seorang cowok lalu duduk di hadapan Alena dan meletakkan bukunya di meja.

Alenta menatap sinis orang yang didepannya ini. Sedangkan Alena hanya acuh ia masih tetap fokus dengan bukunya. Karena ia tau siapa yang datang.

"Ngapain lo kesini?" tanya Alenta ketus.

"Lo nggak liat kalau gue bawa buku?" jawab pria remaja itu.

Alenta hanya mendengus kesal, ingin sekali mengcabrik-cabrik pria dihadapannya itu tetapi mereka sedang berada di perpustakaan.

Beberapa menit keheningan melanda mereka bertiga, sedangkan Alena dengan fokus dengan bukunya. Sama seperti pria remaja yang di depannya ini.

Kring kring kring

Bel pulang sekolah berdenting nyaring menandakan bahwa waktu istirahat mereka sudah habis.

Pria remaja itu bangkit dari duduk nya lalu, ia berpamitan dengan Alena.

"Na, gue duluan ya."

"Sana lo pergi," usir Alenta sinis. Ingin sekali mengcabrik-cabrik pria dihadapannya itu karena kesal.

Alena hanya acuh, ia membereskan bukunya tanpa memandang yang sedang berbicara dengan nya atau pun nya.

"Lo adik kelas yang sopan dong!" sewot pria remaja itu pun bangkit dari duduknya berjalan ke luar perpustakaan.

Disusul Alena yang bangkit dari duduknya sambil memeluk buku-buku yang tadi ia ambil. Ia ingin meminjam nya untuk belajar di rumah.

"Kelas," ucap Alena dingin meninggalkan Alenta. Sebelum keluar perpustakaan ia meminta izin terlebih dahulu kepada petugas perpustakaan.

***

Kring kring kring

Alena membereskan bukunya kedalam tas, ia memastikan tidak ada yang tertinggal sama sekali. Untuk urusan Bunga dkk? Mereka sudah dikeluarkan oleh ayahnya. Atas perbuatan pembullyan di sekolah.

"Mau pulang sama gue?" tanya Alenta.

Alena menggelengkan kepalanya pertanda tidak. Ia sudah sms supir untuk menjemput nya.

"Gak papa nih gue tinggal? Soal nya gue ada urusan."

Alena menggelengkan kepalanya lalu ia keluar duluan dari kelas dengan tatapan yang datar dan dingin.

Alena menunggu di halte bis untuk menunggu jemputan sopir rumah. Ia mengeluarkan hp keluaran terbaru yang di belikan ayahnya dan mengechat sopir bahwa ia sudah ada di halte bis.

Beberapa lama menunggu tiba-tiba ada yang menyekap mulut nya dari belakang dan pandangan Alena mulai mengabur.

***

Drtt drtt drtt

"Hallo."

Pria parubaya dengan gagah nya duduk di singga sana di ruang kerjanya. Sambil mengerjakan kerjaan nya, ia mengangkat panggilan telfon itu.

Ragazza SegretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang