🌳

861 73 11
                                    

Hari Minggu telah berakhir dan hari Senin yang Sehun benci telah datang. Karena itu artinya Sehun harus kembali pergi ke Sekolah dan bersesak-sesakkan di dalam Bus yang penuh, Sehun bahkan jarang mendapatkan kursi dan terpaksa harus berdiri daripada terlambat masuk Sekolah atau ia akan mendapatkan hukuman serta mungkin kesialan lainnya.

Dan dugaannya benar, sepanjang perjalanan menuju Sekolahnya Sehun harus berdiri karena kursi penumpang telah penuh. Salahnya yang terlalu lamban sehingga satu kursi kosong yang tersisi kini orang lain yang menempatinya dan Sehun hanya pasrah berdiri berdesak-desakkan dengan orang lain yang juga tidak kebagian tempat duduk.

"Akh!" Jerit Sehun saat mendadak Bus mengerem mendadak, mengakibatkan ia hampir terjatuh dan menabrak orang didepannya, namun sebelum itu terjadi tangan seseorang menahan perutnya.

Sehun menghembuskan nafas leganya, ia hampir saja terjatuh.

"Berpeganganlah dengan erat atau kau akan jatuh, Sehun."

Suara berat tepat dibelakang tubuh Sehun seketika membuatnya menoleh dan menatap terkejut seseorang yang telah menolongnya.

"K-kau?" Gumam Sehun, matanya menatap penolongnya dengan lekat.

"Hati-hati." Ujar si pemilik suara berat itu lagi, membuat Sehun tersadar dari sikap konyolnya yang tanpa sadar terdiam dengan mulut sedikit terbuka.

"Kim Jongin-ssi, kau berada di Bus ini juga?" Tanya Sehun dengan polosnya.

Kim Jongin terkekeh, "Seperti yang kau lihat, Sehun." Jawabnya di depan wajah Sehun, mengingat posisi keduanya yang sangat dekat karena berdesak-desakkan dengan Jongin yang berdiri tepat dibelakang Sehun.

Sehun menggigit lidahnya dan merutuki diri karena mempermalukan dirinya sendiri atas pertanyaan itu terhadap Jongin, teman satu Sekolahnya.

Teman? Sepertinya itu tidak tepat, mengingat selama tiga tahun terakhir ini mereka hanya saling mengenal tanpa bicara satu sama lain. Lagipula Sehun itu siapa yang berani bicara dan berteman dengan Kim Jongin yang dikenal sebagai siswa paling cerdas, terlebih Jongin menjabat sebagai Ketua Osis selama ini.

Dan yang paling utama Jongin adalah siswa paling populer, bahkan guru-guru pun mengidolakannya karena kesempurnaannya itu. Tidak berlebihan Sehun menyebut Jongin sempurna_bahkan semua orang pun sama_bukan hanya karena Jongin yang cerdas dan seorang Ketua Osis, selain itu Jongin pun dikenal sebagai siswa yang ramah, wajah sangat tampan didukung tubuh yang proposional, serta jangan lupakan Jongin yang berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang. Membuat Jongin seolah sosok pria yang keluar dari buku dongeng yang selalu Sehun baca.

Hingga kesempurnaan Jongin membuat Sehun tidak percaya diri bahkan hanya untuk sekedar menyapanya saat berpapasan. Sehun akan langsung salah tingkah dan lari terbirit-birit saat bertemu Jongin seolah baru saja bertemu dengan hantu.

"Aduh!" Jerit Sehun ditengah pikirannya tentang Jongin.

"Aku bilang berpeganganlah yang erat, Sehun." Ucap Jongin dengan lembut dibelakang kepala Sehun, tangan kanannya kembali menahan perut Sehun agar tidak jatuh.

"Astaga, apa supirnya mabuk? Menyebalkan sekali." Gerutu Sehun dengan kesal karena ia hampir terjatuh dua kali, sepertinya ia salah menaiki Bus mengingat supirnya terlalu ugal-ugalan.

Tapi sepertinya tidak juga, karena Bus itu Sehun jadi bisa bertemu dengan Jongin.

"Terima kasih, Jongin-ssi." Ucap Sehun dengan menoleh ke belakang untuk bisa menatap wajah tampan Jongin.

"Sama-sama, Sehun." Sahut Jongin diiringi senyumannya.

Astaga! Senyuman itu membuat Sehun hampir pingsan saja. Kenapa sih Jongin harus senyum seperti itu, gerutu Sehun dalam hatinya.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang