⭐⭐⭐

322 48 11
                                    

"Apa Sehun tidak makan bersama kita?" Tanya Nyonya Besar ketika Jongin dan Yujin mulai makan, tanpa menunggu satu orang yang menurutnya seharusnya ikut sarapan bersamanya.

Jongin menelan makanannya perlahan sambil menatap ibunya, sementara Yujin meneguk air di gelasnya sebelum menjawab ibu mertuanya, "Sehun terbiasa makan di kamarnya. Sebaiknya ibu segera makan sarapan ibu sebelum menjadi dingin, tidak perlu memikirkannya."

Nyonya Besar menoleh dan menatap putranya yang langsung mengalihkan tatapannya, "Apa Sehun selama ini hanya diam di dalam kamarnya tanpa melakukan aktivitas apapun?"

"Sebenarnya, ibu... Kami pikir alangkah lebih baik jika Sehun tetap berada di kamarnya, untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan." Yujin menjawab, walau ia tahu ibu mertuanya bertanya pada Jongin.

"Maksudmu kau tidak ingin Jongin melihat gadis itu sehingga kau mengurungnya di dalam kamar?" Nyonya Besar menarik sudut bibirnya dengan tatapan seolah sedang mengejek menantunya sendiri.

"T-tidak seperti itu, Ibu." Yujin terlihat sangat gugup, "Aku hanya takut terjadi sesuatu pada bayi dalam kandungannya, itu saja."

Nyonya Besar menghela nafasnya, "Kau memang tidak tahu apa-apa, Yujin." Gumamnya dengan kembali menatap putranya yang hanya terdiam.

"Kalian telah melakukan kesalahan dengan membiarkan Sehun terus berada di dalam kamarnya tanpa melakukan apapun." Komentar Nyonya Besar, sekali lagi wanita paruh baya itu menghela nafasnya.

"Kalian hanya akan membuatnya stres dan itu akan mempengaruhi kesehatannya yang berimbas buruk pada bayi dalam kandungannya. Aku mengerti jika Jongin tidak tahu apa-apa, tapi kau? Bagaimana bisa kau tidak mengetahui hal sekecil ini, Yujin?" Nyonya Besar menatap tak percaya ke arah menantunya.

"Tapi walau seperti itu, aku sebisa mungkin--"

"Cukup. Kau tidak perlu membela dirimu." Sela Nyonya Besar tidak ingin mendengar apapun lagi dari Yujin.

"Pergilah ke kamar Sehun dan katakan kami menunggunya di ruang makan." Ujar Nyonya Besar pada seorang Pelayan yang bertugas melayani di meja makan.

"Baik, Nyonya Besar." Pelayan itu segera melangkah pergi dari ruang makan.

"Kandungan Sehun semakin besar dan dia harus sering berjalan kaki untuk mempermudah proses persalinannya. Ibu harap kau tidak keberatan Sehun mulai berkeliaran di dalam atau di luar rumah ini mulai sekarang, anakku." Ucap Nyonya Besar dengan menatap lembut putra sulung kesayangannya.

Jongin membalas tatapan lembut ibunya, "Tentu aku tidak akan keberatan, ibu. Aku tahu apapun keputusan ibu adalah yang terbaik." Sahutnya dengan menyentuh tangan ibunya.

Sementara Yujin hanya bisa menatap ibu dan anak di depannya dengan wajah muram.

*
*
*

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Sehun menatap Jongin yang datang menghampirinya di halaman luas rumahnya. Pria itu baru saja pulang dari Kantor.

"Saya mengajak Nona untuk jalan-jalan sore sekaligus memberi makan ikan-ikan, Tuan Kim." Mirae yang menjawab di samping Sehun yang hanya terdiam dengan mengulum senyumannya.

Jongin menatap Mirae sekilas, lalu kembali menatap Sehun, "Bagaimana keadaanmu hari ini, hm?" Tanyanya lagi.

"Keadaan Nona baik-baik saja, Tuan. Tadi siang Dokter bahkan datang untuk memeriksa kandungannya dan bayinya juga sehat." Mirae yang kembali menjawab.

Wajah Jongin tampak datar, karena yang ia mau Sehun lah yang menjawab, bukan Asistennya. Membuatnya kesal saja.

Sementara Sehun hanya tersenyum melihat Jongin tampak kesal dan kembali memberi makan ikan-ikan hias di kolam halaman depan kediaman Kim.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang