🦋

1.6K 100 43
                                    

- KaiHun -













"Kita akan bermain Dare or Dare. Siapa pun yang di tunjuk oleh botol ini maka dia harus mengikuti tantangan dariku dan hal ini pun berlaku bagi diriku. Acungkan tangan kalian yang setuju untuk menerima tantanganku." Namjoon memegang sebuah botol wine yang telah kosong di tangannya yang akan menjadi alat permainan yang pemuda itu ciptakan.

"Oke. Aku setuju." Taehyung mengangkat tangan kirinya, salah satu teman Namjoon menerima tantangan dari pria itu.

"Aku juga." Dan di susul teman Namjoon yang lainnya.

"Kau tidak ingin menerima tantangan dariku, Kim Jongin?" Tanya Namjoon pada pemuda yang hanya duduk di sofa paling sudut, seolah tak tertarik dengan permainan yang akan di mainkan oleh Namjoon dan teman-temannya di bar itu.

"Tidak. Kalian saja." Jawab Jongin, pemuda berkacamata yang kini menjadi pusat perhatian Namjoon dan teman-temannya.

Namjoon tertawa mengejek. "Ayolah, Kim. Bergabunglah."

Jongin menggeleng. "Tidak, sungguh. Kalian bisa bermain tanpa perlu melibatkan diriku."

Namjoon terdiam dan menatap dua temannya penuh arti sambil menyunggingkan seringaian.

Seolah mengerti, dua teman Namjoon segera beranjak dan menghampiri Jongin lalu menarik pemuda malang yang selalu menjadi bulan-bulanan keisengan Namjoon itu dengan paksa untuk bergabung dengan mereka yang akan melakukan permainan yang tentunya pasti hanya akan merugikan bagi Jongin.

Jongin dengan terpaksa mengikuti kehendak Namjoon dan duduk di tengah sofa panjang dengan di apit dua teman Namjoon yang menyeretnya. Perasaannya mulai tak nyaman melihat bagaimana Namjoon menatapnya dan jangan lupakan seringaiannya yang menyebalkan itu, sepertinya Jongin harus bersiap-siap. Mungkin Namjoon dan teman-temannya mulai ingin mencoba kembali mempermalukan dirinya di hadapan umum.

Astaga! Apa lagi yang akan mereka lakukan padaku? Tak puas kah mereka terus mem-bully ku selama 4 tahun terakhir ini? setidaknya biarkan aku menikmati hari terakhirku menjadi mahasiswa. Gumam Jongin dalam hatinya, ia tak mungkin mengatakannya karena Namjoon pasti akan semakin menjadi-jadi.

"Jangan bersikap terlalu pengecut dengan menolak tantanganku ini, Kim Jongin. Kau pasti akan sangat menyukainya." Ucap Namjoon sambil menatap Jongin yang hanya menunduk. "Dan jangan mencoba untuk melarikan diri, atau kau akan tahu akibatnya." Lanjutnya memberi ancaman.

"Sudahlah, teman. Mulai saja permainannya, si culun ini tak akan berani kemana-mana." Ujar Jungkook dengan menyenggol keras bahu Jongin yang duduk di sampingnya.

"Baiklah, kita akan mulai permainannya." Balas Namjoon, pemuda berambut pirang itu meletakkan botol kosong di tangannya di atas meja bundar di hadapannya yang di kelilingi Jongin dan juga teman-temannya. Saat botol itu berputar dan berhenti tepat menunjuk salah satunya maka siapapun harus menerima tantangan dari Namjoon.

Sebelum memutar botolnya, Namjoon menatap Jongin dan seringaiannya pun semakin ia lebarkan. Jongin hanya terdiam dan membalas tatapan pemuda yang selama bertahun-tahun ini tak pernah lelah membuat masa-masa kuliahnya terasa seperti di neraka.

Jongin bukannya lemah, ia hanya berusaha menahan diri untuk tak melawan karena Jongin lebih memikirkan masa depannya daripada hanya sekedar meladeni Namjoon dan teman-temannya. Mereka berpikir Jongin salah besar karena kuliah di Universitas ternama terlebih Jongin bisa kuliah disana berkat beasiswa yang di dapatkannya, Jongin bukan anak orang kaya seperti Namjoon dan teman-teman kampusnya yang lain. Bahkan Jongin bisa di katakan mahasiswa paling miskin di antara mahasiswa lainnya sehingga tidak mengherankan jika dirinya akan selalu menjadi bulan-bulanan kejahilan para mahasiswa kaya sombong di kampusnya, di dukung dengan penampilannya yang biasa-biasa saja serta berkacamata membuatnya semakin di rendahkan.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang