🌻🌻

466 62 36
                                    

"Tunggu, Sehun. Nenek ingin bicara."

Sehun menghentikan langkah kakinya menaiki anak tangga rumah ketika mendengar suara Neneknya, ia menoleh dan mendapati wanita paruh baya yang merawatnya sejak kedua orang tuanya tiada berdiri di bawah anak tangga rumah. Tanpa banyak berkomentar, Sehun kembali menuruni anak tangga dan berdiri di hadapan Neneknya.

"Ikut Nenek." Ujar sang Nenek dengan wajah serius, lalu melangkah menuju kamarnya.

Tanpa kata Sehun menuruti langkah kaki Neneknya, walau dalam hati bertanya-tanya tentang apa yang ingin Neneknya katakan.

"Nenek ingin bicara apa? Apa ini tentang pekerjaanku?" Sehun bersuara setelah sebelumnya hanya terdiam, terlebih setelah Neneknya tidak kunjung memulai pembicaraan walau setelah tiba di dalam kamarnya.

Nenek Oh menoleh dan menatap cucunya dengan lekat sebelum bicara, membuat Sehun mulai tidak nyaman.

"Nenek--"

"Kau pikir kau bisa membodohi wanita tua ini?" Nenek Oh bersuara, sekaligus menyela sang cucu kesayangan.

Sehun mengernyit bingung, "Apa maksud, Nenek?"

"Tapi itu memang benar. Kau memang membodohiku selama ini, Sehun. Dan kau akan terus membodohiku jika saja Irene tidak mengatakan segalanya padaku."

Sehun terdiam, namun ia mulai gelisah ketika Neneknya menyebut nama temannya.

"Apa kau sudah gila, Sehun? Bagaimana bisa kau berpikir untuk memiliki hubungan dengan pemuda tidak tahu diri itu, ha? Apa kau lupa bagaimana dia menolakmu demi memilih gadis rendahan itu?" Ujar Nenek Oh dengan emosi, membuat Sehun tertunduk.

"Berani sekali pemuda itu mendekatimu setelah menolak menikahimu." Desis Nenek Oh, "Dengar, Sehun. Jauhi pemuda itu!" Tegasnya, Sehun mengangkat wajahnya dan menatap sang Nenek.

"Apa kau tahu tujuannya mendekatimu? Dia hanya ingin memanfaatkanmu untuk bisa kembali pada keluarganya. Hidupnya sekarang menderita di luar sana setelah Ayahnya mengusirnya, kau pintar dan kau pasti mengerti apa maksud tujuannya mendekatimu setelah sebelumnya menolakmu kan?"

Sehun ingin menyangkal, namun sepertinya percuma saja karena Jongin sudah jatuh di mata Neneknya. Sejak penolakan itu, Nenek Oh menjadi sangat membenci Jongin dan keluarganya. Dan Sehun tahu sejak awal bahwa Neneknya tidak akan suka dirinya dekat dengan Jongin, hanya saja ia tidak menyangka bahwa Neneknya akan mengetahuinya secepat ini.

Sehun akan bicara pada Irene yang sudah mengatakan segalanya pada sang Nenek.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau mengerti yang kukatakan, Sehun?"

Suara Nenek Oh seketika membuyarkan lamunan Sehun.

"Ingat baik-baik perkataanku! Jauhi pemuda itu karena pemuda sepertinya tidak pantas untukmu, Sehun. Nenek bersumpah akan mencarikan pemuda yang jauh lebih baik dari Kim Jongin yang tidak tahu diri itu."

.

.

"Kau marah padaku?"

Sehun tidak menjawab. Bahkan enggan untuk menatap Irene yang duduk di hadapannya, ia lebih tertarik menatap keluar jendela Kafe dan menatap kendaraan yang berlalu lalang di jalanan.

"Aku tidak akan minta maaf padaku karena yang kulakukan tidaklah salah. Aku melakukannya untuk kebaikanmu, Sehun." Irene kembali bicara sebelum menyeruput kopinya.

Sehun menoleh pada Irene, lalu menghela nafasnya dengan berat.

"Kim Jongin tidak pantas untukmu. Dia hanya ingin memanfaatkanmu, hidupnya sekarang sedang terpuruk dan bertemu denganmu adalah jalannya untuk kembali mendapatkan kehidupannya yang dulu."

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang