🍓🍓🍓🍓

419 55 30
                                    

"Kami akan pergi hari ini, ayah." Ucap Kai ketika menemui Tuan Oh di ruang kerjanya.

Tuan Oh menoleh pada sang menantu. "Tidak bisakah tinggal selama beberapa hari lagi?"

Kai terdiam untuk sejenak, "Maafkan aku, ayah mertua. Tapi Sehun ingin segera pergi dari rumah ini, aku sudah mencoba untuk membujuknya... Tapi Sehun tetap ingin pergi, terlebih ibu mertua tidak ingin Sehun berada di rumah ini lagi."

Tuan Oh menghela nafasnya. Sejak kemarin malam Sehun tidak keluar dari dalam kamarnya setelah mengetahui kebenaran tentang dirinya, Tuan Oh sangat sedih sekaligus marah. Sedih karena tidak bisa memeluk Sehun dan marah karena tidak bisa menyembunyikan kenyataan itu sampai mati.

"Baiklah. Kalian boleh pergi." Ucap Tuan Oh dengan lemas.

"Ayah mertua bersabarlah. Hal ini tidak mudah bagi Sehun, tapi aku sangat yakin Sehun akan selalu menyayangimu."

Tuan Oh mengangguk. "Aku tahu. Sehunku anak yang baik dan Sehun tidak mungkin meninggalkanku begitu saja, saat ini aku hanya perlu memberinya waktu."

Kai menyentuh bahu Tuan Oh. "Ayah mertua tidak perlu mengkhawatirkan Sehun selagi masih ada aku di sisinya."

"Terima kasih, nak. Tolong jaga Sehun dan buatlah dirinya selalu bahagia."

Kai tersenyum haru mendengar perkataan dari ayah mertuanya. "Tentu, ayah. Selama Sehun bersamaku, aku pastikan ayah tidak akan menerima keluhan apapun dari Sehun karena diriku."

Tuan Oh mulai tersenyum dan menarik tubuh tinggi menantunya, memeluk Kai sebagai seorang ayah untuk yang pertama kalinya. Selama beberapa hari tinggal bersama membuat Tuan Oh semakin yakin dan percaya pada ketulusan Kai.

Kai membalas pelukan Tuan Oh. Hatinya sangat bahagia karena pada akhirnya Tuan Oh bisa menerima dirinya seutuhnya sebagai suami Sehun dan menantunya, walau Tuan Oh tidak banyak berkata namun sikapnya sudah cukup membuktikan hal itu.

~

"Kau siap?" Tanya Kai memastikan sambil menatap Sehun yang duduk di sebelahnya.

Sehun mengangguk. "Aku siap." Jawabnya pelan.

Kai mulai menyalakan mesin mobilnya, tatapannya mengarah pada Tuan Oh yang berdiri di teras rumahnya dan menatap Sehun yang enggan menatap ke arahnya.

"Ayah-"

"Ayo kita pergi, Kai." Sehun menyela dengan cepat, tanpa menatap wajah suaminya.

"Baiklah, Sayang." Tak ingin menyinggung Sehun dengan banyak bicara, Kai pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Oh.

Sehun kembali meneteskan air matanya dan ia cepat-cepat menghapusnya. Sehun bukan mengabaikan sang ayah yang berdiri di teras rumah berharap ia keluar dari mobil untuk sejenak dan memeluk pria paruh baya itu sebelum pergi, Sehun terlalu takut untuk melakukannya sekalipun ia ingin sekali memeluk ayahnya sebelum pergi.

Kai menatap Sehun yang sejak kemarin tidak berhenti menangis hingga wajah cantiknya sembab dan pucat. Kai khawatir Sehun bisa sakit jika hal itu terus berlanjut dan selama perjalanan ke kediaman Kim ia hanya menggenggam tangan Sehun dengan erat seolah ingin menyalurkan kekuatannya.

Dalam dua puluh menit keduanya sudah tiba di kediaman Kim. Mingyu dan Nayeon menyambut kedatangan mereka di depan rumah, Sehun keluar dari dalam mobil dengan bantuan Kai dan Nayeon yang melihatnya diam-diam menggerutu saat Sehun diperlakukan seperti seorang Ratu oleh pria setampan Kai.

"Akhirnya kalian pulang juga." Mingyu terlihat bahagia dan memeluk Kai, lalu beralih hendak memeluk Sehun.

Namun Kai segera menghentikannya dengan memberinya tatapan tajam.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang