🍋🍋🍋

466 53 25
                                    

Kai kembali dalam keadaan yang sangat buruk.

Setidaknya bagi Sehun luka tembak di perut Kai cukup untuk membuatnya merasa panik. Kai mungkin kembali dengan nyawa yang masih berada di raganya, namun nyatanya pria itu kembali dengan membawa sebuah peluru yang bersarang di perutnya. Cukup untuk membuatnya kehilangan banyak darah.

Sehun tidak tahu apa yang sudah terjadi dan yang ia tidak berniat untuk bertanya macam-macam. Yang ada dipikiran Sehun saat ini adalah bagaimana cara menyelamatkan nyawa Kai, wajahnya bahkan mulai pucat karena kehilangan banyak darah.

"Sehun... Ikutlah pergi bersamaku, kumohon." Ucap Kai, tangannya yang berlumuran darah menggenggam tangan Sehun.

"Kai, kau harus segera ditangani." Sehun tidak mengerti yang Kai katakan dan fokusnya saat ini hanyalah menyelamatkan pria itu.

"Aku akan baik-baik saja, asalkan kau selalu bersamaku." Walau sudah tertembak Kai masih terlihat kuat.

Keberadaan Markasnya di Bangkok sudah diketahui oleh pihak kepolisian. Kai secepat mungkin berusaha menyelamatkan barang bukti apapun bersama seluruh anak buahnya, ia yang hendak melarikan diri justru terjebak dalam baku tembak dan seorang agen kepolisian yang sejak lama mengincarnya berhasil menembak perutnya. Walau dalam keadaan terluka Kai masih bisa lolos, Yuna dan Lucas pun selamat, walau puluhan anak buahnya mati ditempat.

Henry adalah dalangnya. Pria itu dendam karena penghinaan yang Kai berikan untuknya dan dalam beberapa jam Henry membalaskan dendamnya dengan memberikan informasi tentang Kai pada seorang agen kepolisian yang selama ini berambisi untuk menangkap Kai, membuat Kai harus meninggalkan Bangkok dan pergi ke Negara lain untuk melindungi dirinya sendiri bersama organisasinya.

Namun bukannya segera pergi, Kai justru kembali ke rumahnya untuk membawa Sehun pergi bersamanya walau dalam keadaan terluka parah. Bahkan bujukan Yuna sekalipun tidak mengurungkan niat Kai untuk kembali ke rumahnya walau harus menanggung resiko besar, mengingat Polisi bisa saja menyergap dirinya di rumahnya sendiri.

Kai bisa saja meninggalkan Sehun, namun ia tidak melakukannya. Sehun mulai sangat berarti bagi seorang Kai yang dulu tidak pernah peduli pada siapapun.

"Ayo pergi, Kai! Kita tidak memiliki waktu lagi!" Teriak Yuna. Panik dengan keadaan yang tidak terkendali, marah karena Kai masih memikirkan Sehun di saat dirinya sendiri berada dalam keadaan yang tidak aman.

"Kai tidak bisa pergi, Yuna. Kondisinya sangat buruk." Ujar Sehun dengan menatap Yuna.

"Jadi menurutmu Kai harus tetap tinggal di rumah ini agar Polisi datang dan memenjarakannya, begitu?" Sahut Yuna emosi, "Kai tidak akan tinggal di Negara ini lagi sedetik pun! Kau mengerti?"

"Lalu bagaimana dengan lukanya? Kai harus segera ditangani, pelurunya harus sesegera mungkin dikeluarkan dari perutnya."

"Kau pikir aku bodoh! Aku sudah menyiapkan segalanya, peralatan medis sudah siap di Pesawat dan Dokter Mark akan menyusul ke Dubai."

"Ke Dubai? Maksudmu Kai akan pergi ke Dubai?" Sehun tampak terkejut mendengar penuturan Yuna.

"Tentu saja. Kau pikir Kai bisa tinggal di satu Negara seumur hidupnya?" Yuna muak terus bicara pada Sehun, "Sudahlah sebaiknya tinggalkan wanita ini, Kai. Jangan memaksanya untuk ikut denganmu, lepaskan dia dan biarkan dia kembali ke Korea. Dengan begitu wanita ini akan berhenti menyusahkanmu!"

"Sebaiknya kau diam, Yuna!" Kai mulai lemas, bahkan untuk berteriak pun ia sudah tak mampu.

"Sehun, kumohon ikutlah bersamaku ke Dubai. Karena demi apapun aku tidak bisa membiarkanmu jauh dariku, aku menginginkan dirimu dan aku ingin kita selalu bersama." Ucap Kai dengan segenap hatinya sambil menggenggam kedua tangan Sehun.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang