🍂🍂

717 73 11
                                    

"Sehun, kau baru pulang sepagi ini? Astaga darimana saja kau?"

"Permisi." Sehun tidak ingin menanggapi pemuda-pemuda pengangguran dan pemabuk di lingkungan tempat tinggalnya, ia pun buru-buru menjauhi kerumunan mereka.

"Mau kemana, Sehun? Santai saja dulu di sini bersama kami." Salah satu pemuda menarik lengan Sehun.

"Tidak. Aku harus pulang, lepaskan aku." Sehun mencoba melepaskan dirinya, namun cekalan pemuda itu di lengannya terlalu kuat.

"Kenapa harus buru-buru sekali, ayo temani kami." Satu lagi pemuda yang berani menyentuh tangan Sehun dan menariknya dengan paksa.

"Lepaskan aku! Jangan kurang ajar!" Teriak Sehun dengan panik.

"Kenapa kau jual mahal sekali, Sehun? Kau pikir siapa dirimu? Jangan sok suci! Kau pikir kami tidak tahu apa pekerjaanmu selama ini, hah? Kau selalu pulang larut malam dan kami yakin pekerjaanmu tak lain hanya sebagai wanita penghibur yang menjual tubuh indahmu ini."

Tawa lima orang pemuda yang mengelilingi Sehun pun pecah. Mengejek Sehun dan merendahkan harga dirinya, "Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak!"

"Berteriak saja. Kau pikir di lingkungan ini akan ada yang menolongmu? Tidak akan! Jadi sebaiknya kau diam saja dan layani kami seperti halnya kau melayani tamu-tamumu, Sehun."

"Lepaskan aku, kalian keterlaluan! Tolong!" Teriak Sehun menggema di gang sempit tersebut, meminta tolong pada siapa saja walau kecil kemungkinan penduduk wilayah tersebut akan menolongnya.

"Tolong!" Sekali lagi Sehun berteriak hingga rasanya tenggorokannya mulai terasa sakit. Memberontak sekuat tenaga pun tak ada hasilnya mengingat yang coba dilawannya adalah lima orang pemuda terlebih mereka sedang dalam pengaruh alkohol.

"Lepaskan dia!" Suara penuh ketegasan yang sangat Sehun kenali membuat kelima pemuda yang bernafsu ingin merobek pakaian Sehun seketika menoleh ke sumber suara.

Di depan sana Jongin berdiri dengan wajah marah dan tangan terkepal, hingga tanpa sadar membuat Sehun bernafas dengan lega.

"Kai..." Suara lemah Sehun terasa menggores hati Jongin, keduanya saling menatap sebelum salah seorang pemuda yang ingin memperkosa Sehun bicara.

"Siapa kau? Berani sekali kau mengganggu kesenangan kami? Kau mau mati-"


BUUGH!


Bahkan sebelum pemuda itu menyelesaikan perkataannya, dia sudah mendapatkan sebuah pukulan tepat di hidungnya hingga tersungkur ke tanah. Jongin lah pelakunya.

"Kurang ajar! Habisi dia!" Teriaknya murka sambil memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah.

Empat pemuda yang awalnya hanya melongo melihat kecepatan Jongin yang memukul temannya dengan telak, lantas segera bergerak mengikuti perintah temannya yang sedang merintih kesakitan.

Satu lawan empat tak ada apa-apanya bagi seorang Kim Jongin. Dengan mudah ia menumbangkan empat pemuda itu hingga babak belur tanpa ada luka sedikitpun di tubuh kekarnya.

"Sehuna, kau tidak apa-apa?" Jongin segera menghampiri Sehun yang masih syok di tempatnya berdiri.

"Kai..." Tanpa sadar Sehun memeluk tubuh tinggi Jongin dan seketika tangisnya pecah.

"Jangan takut. Sekarang kau aman bersamaku." Ucap Jongin dengan membalas pelukam erat Sehun, tangannya mengusap punggung Sehun yang gemetar ketakutan.

Jongin melirik tajam saat kelima pemuda yang telah babak belur dan berdarah-darah mulai bangkit. "Masih belum puas?" Tanyanya dengan suara dingin.

"T-tidak. Tolong ampuni kami." Jawab salah satu pemuda dengan raut ketakutan.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang