🌼🌼🌼

478 49 4
                                    

"Ibu~ kenapa ayah tidak pulang?"

Pertanyaan sama yang selalu Sena tanyakan selama beberapa hari ini pada ibunya dan Sehun sudah mulai kehabisan akal untuk menjawabnya.

"Ayah marah pada kita, ya?" Sena kembali bertanya, kali ini raut wajahnya terlihat sedih. Selama empat hari tidak bisa bertemu Jongin membuat gadis kecil itu uring-uringan.

"Ayah sangat menyayangi kita dan tidak mungkin bisa marah." Jawab Sehun sambil mengelus kepala Sena yang berbaring di pangkuannya. "Ayah hanya sedang... Sibuk." Ia kembali memberikan alasan yang sama.

Sena mengerucutkan bibirnya. "Masa sibuk terus sampai lupa pulang." Gumamnya dengan kesal.

Sehun hanya terdiam. Matanya mulai memanas ketika memikirkan Jongin yang sudah tidak tinggal bersamanya dan Sena, Jongin dengan terpaksa menuruti keinginan Nyonya Kim untuk meninggalkan rumah dan tinggal di rumah ibunya karena Jongin bersikeras tidak memperbolehkan Sehun meninggalkan rumah bersama Sena.

Dan terhitung sudah empat hari ini mereka tidak bisa bertemu dengan Jongin karena Nyonya Kim tidak mengizinkan Jongin berkunjung. Namun Jongin sesekali menelpon Sehun, tentu tanpa sepengetahuan ibunya. Sehun bahkan harus berbohong ketika Sena menanyakan keberadaan Jongin, karena ia tidak tega jika harus jujur pada gadis kecil itu bahwa ayahnya sudah tidak tinggal bersama mereka lagi.

Sehun dan Sena sama-sama merindukan Jongin, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Walau baru beberapa hari tidak bertemu rasanya begitu berat, bagaimana jika selamanya mereka tidak bisa bertemu? Apa yang akan terjadi? Memikirkannya membuat Sehun tak mampu menahan air matanya turun, namun ia cepat-cepat menghapusnya sebelum Sena melihatnya.

Sehun mengerti Jongin berada dalam posisi yang terjepit dan ia sangat memakluminya. Untuk saat ini setidaknya Sehun merasa lega karena Jongin sudah mengetahui tenang perasaannya, sulit dipercaya bahwa Jongin pun memiliki perasaan yang sama.

Namun, Sehun tidak yakin ia bisa bersatu dengan cintanya mengingat bagaimana Nyonya Kim sangat menentang hubungannya bersama Jongin.

~

"Kau mau pergi kemana?" Tanya Nyonya Kim dengan penuh selidik ketika melihat penampilan rapi putranya.

"Ke sekolah. Aku ingin bertemu dengan Sena." Jawab Jongin sambil menggulung lengan kemejanya.

"Jangan berbohong. Ibu tahu kau hanya ingin bertemu dengan ibunya." Tuduh Nyonya Kim. "Kau tidak boleh pergi!"

Jongin menghela nafasnya, ia sudah mulai lelah dengan sikap ibunya. "Apa sekarang ibu juga ingin memisahkanku dari Sena? Mungkin aku masih bisa menerima saat ibu melarangku bertemu dengan Sehun, tapi aku tidak akan terima jika ibu juga melarangku bertemu dengan putriku."

"Jika ini memang menyangkut anak itu, ibu akan menyuruh supir untuk menjemputnya di sekolah dan membawanya kemari. Dengan begitu kau tidak perlu pergi keluar rumah dan memberi kesempatan pada wanita itu untuk bertemu denganmu."

"Ibu-"

"Sudahlah, Jongin! Ibu muak mendengarmu terus membantah, turuti saja keinginan ibu... Itupun jika kau tidak mau ibumu ini mati."

Ancaman sama yang selalu Nyonya Kim katakan untuk membungkam Jongin selama beberapa hari terakhir ini.

"Terserah ibu saja." Ujar Jongin dengan melengos pergi dari hadapan ibunya dengan wajah kesal.

.

"Ingat, jangan nakal di rumah nenek." Ucap Sehun mengingatkan ketika Sena hendak pergi ke rumah Nyonya Kim.

"Siap, ibu~" Sahut Sena dengan ceria. Gadis kecil itu begitu bahagia setelah mengetahui bahwa Jongin ingin bertemu dengannnya.

Awalnya Sehun dibingungkan dengan kedatangan supir Nyonya Kim di Sekolah Sena yang mengatakan bahwa Nyonya Kim menyuruhnya untuk menjemput Sena karena Jongin ingin bertemu. Sehun cukup kecewa karena rencana awalnya untuk bertemu Jongin di sekolah Sena harus gagal, Nyonya Kim sudah pasti mengira mereka akan bertemu secara diam-diam.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang