🍑🍑🍑

325 56 3
                                    

"Ayah, Ibu... Malam ini Paman dan Bibinya Jongin akan datang untuk makan malam bersama kita." Ucap Sehun ketika menghampiri Tuan dan Nyonya Park yang sedang bersantai di ruang tengah.

"Benarkah? Itu berarti kau harus mempersiapkan makan malam spesial untuk calon suami dan mertuamu." Sahut Tuan Park sambil terkekeh.

"Kenapa mendadak sekali? Kita belum mempersiapkan apapun. Sekarang bahkan hampir malam, Sehun." Ucap Nyonya Park dengan wajah serius.

Sehun terdiam untuk sejenak sebelum berkata, "Hanya makan malam biasa, Ibu. Kita tidak perlu banyak membuat persiapan."

Nyonya Park menghela nafasnya. "Kau seperti tidak mengenal sifat Bibinya saja, Nak. Nyonya Kim Sung Ah selalu berusaha mencari-cari kekuranganmu, jika kita tidak membuat persiapan yang baik untuk menyambut mereka, bisa dipastikan Bibinya akan mencelamu. Kenapa kau tidak mengerti juga."

"Kenapa kau sangat kesal, istriku? Dari pada berdebat, lebih baik kalian cepat buat persiapan makan malam dan selesaikan dalam dua jam sebelum mereka datang." Tuan Park mengelus bahu istrinya. Entah kenapa istrinya itu akhir-akhir ini sangat sensitif, mungkin banyak pikiran menjelang pernikahan Sehun ditambah harus merawat Haejin yang baru mengalami kecelakaan.

"Maaf, Nak. Sepertinya ibu tidak bisa membantumu memasak, ibu harus memijat kaki Haejin. Ibu akan menyuruh beberapa orang pelayan membantumu."

Sehun terdiam, kemudian mengangguk. Nyonya Park terlihat kurang senang akan kedatangan Jongin dan keluarganya, namun Sehun segera menghilangkan pemikiran itu.

"Kalau begitu aku ke dapur dulu." Sehun beranjak dari sofa, lalu melangkah pergi dari ruang tengah.

"Kenapa mereka harus datang bahkan tanpa mengabari kita terlebih dahulu. Kita tidak memiliki waktu untuk menyambutnya." Gumam Nyonya pada pada suaminya yang masih mampu di dengar oleh Sehun yang mendadak memelankan langkah kakinya.

'Kenapa ibu bicara seperti itu tentang Jongin dan keluarganya?' Gumam Sehun dalam hatinya. Membuatnya kembali berpikir yang tidak-tidak tentang Nyonya Park yang akhir-akhir ini terkesan sinis ketika ia membicarakan calon suaminya.

Dalam dua jam Sehun menyelesaikan tugasnya memasak di dapur, dibantu beberapa pelayan sehingga ia bisa menyelesaikannya dengan cepat. Acara makan malam yang mendadak ini membuat Nyonya Park terlihat tidak senang dan Sehun berusaha melakukan persiapannya sendiri tanpa melibatkan ataupun menyusahkan wanita yang sudah dianggapnya sebagai ibunya itu.

Sebentar lagi Jongin bersama Paman dan Bibinya akan segera datang. Sehun harus bersiap dan setelah yakin semua hidangan sudah tersaji di meja makan, ia pun pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

Lima belas menit berselang Jongin datang bersama Paman dan Bibinya. Tuan Park menyambut kedatangan mereka dengan hangat, Nyonya Park sendiri baru menyambut setelah Jongin dan keluarganya sudah berada di ruang tamu. Haejin pun keluar dari kamar dan menyambut mereka bersama ibunya.

Bibi Kim merasa tidak nyaman setelah bertemu dengan Haejin, namun sebisa mungkin menyembunyikannya demi keponakannya.

"Paman, dimana Sehun?" Tanya Jongin penasaran ketika tidak melihat Sehun menyambut kedatangannya.

"Sehun sedang bersiap-siap di kamarnya." Bukan Tuan Park yang menjawab, melainkan Haejin.

Jongin terdiam, Bibi Kim mengernyit tidak suka.

"Aku melihat Sehun terburu-buru masuk ke dalam kamarnya. Kupikir dia terlambat untuk bersiap-siap karena sejak tadi sibuk memasak di dapur." Lanjut Haejin dengan tenang.

Tuan Park berdeham sebelum bicara, "Nak, apakah kau sudah mulai cuti bekerja?" Tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Jongin mengalihkan tatapannya pada Tuan Park. "Besok aku mulai cuti bekerja, Paman. Mungkin untuk satu atau dua minggu aku tidak akan bekerja, seandainya Pamanku mengizinkanku mungkin aku ingin cuti selama beberapa bulan agar bisa berbulan madu keliling dunia bersama istriku." Candanya hingga berhasil memecah ketegangan yang sempat terjadi beberapa saat yang lalu.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang