🍋🍋🍋🍋

466 55 17
                                    

"Kai..."

Sentuhan di bahunya tak membuat Kai berpaling dari Sehun. Tatapannya terus menatap lurus ke depan, ke arah Sehun yang sedang duduk dengan memeluk lututnya di atas ranjang. Sementara dirinya berdiri di depan pintu kamar yang terbuka dan hanya memperhatikan dari kejauhan.

"Kau tidak masuk?" Jaehyun kembali bersuara dengan mengikuti arah pandang Kai.

"Apa yang bisa kulakukan? Aku hanya pria tidak berguna yang bahkan tidak bisa membuatnya bicara." Jawab Kai pelan.

Jaehyun tampak terdiam dengan menatap Kai yang tidak pernah sedetikpun mengalihkan tatapannya dari Sehun.

"Sudahlah, Kai. Saranku sebaiknya kau pulangkan Sehun ke Korea, dia sudah tidak ada gunanya lagi untukmu 'kan? Dia sakit dan terlihat seperti tidak waras, Sehun hanya akan menyusahkanmu dengan masih memeliharanya."

"Jaga bicaramu, Jaehyun! Sehun bukan hewan yang kau anggap sebagai peliharaan yang setelah sakit kau bisa membuangnya atau memberikan suntikan mati untuknya. Sehun sangat berharga bagi diriku, jadi sebaiknya kau pergi sebelum aku benar-benar marah padamu." Perkataan Jaehyun berhasil mengalihkan tatapan Kai dari Sehun dan menatap Jaehyun dengan tatapan sengitnya.

Bukannya merasa takut, Jaehyun justru terkekeh. Membuat Kai mengernyit, lalu memutar bola matanya dan kembali menatap Sehun.

"Aku tahu kau akan bereaksi seperti ini, Kai. Aku hanya ingin menguji seberapa berharganya Sehun bagimu, kau sudah berubah dan aku sangat menyukai perubahanmu ini. Sehun telah mengubah pria tak punya hati sepertimu menjadi seorang pria yang tahu arti orang lain dalam hidupnya."

Kai terdiam, lalu menghela nafasnya dengan berat.

"Jika boleh, aku ingin memberimu saran."

Kai melirik sekilas Jaehyun, "Katakan saja."

"Bebaskan Sehun."

"Aku tidak bisa kehilangannya."

"Dengar, Kai." Jaehyun menarik bahu Kai, "Membebaskan Sehun bukan berarti kau akan kehilangannya."

"Aku tidak bisa, Jaehyun!" Sentak Kai.

"Ikut aku, kita bicarakan hal ini." Jaehyun menarik Kai menjauh dari pintu kamarnya.

 

~

  

"Makanannya tidak enak, ya?" Kai bersuara setelah duduk di tepi ranjang dan menatap Sehun yang sedang menatap keluar jendela kamar dengan tatapan kosong.

Kai menghembuskan nafas perlahan. Sehun masih dalam keadaan yang sama, enggan bicara pada siapapun setelah kemarin malam tak sadarkan diri setelah bicara pada ibunya. Kemarin malam Sehun sempat demam tinggi dan terus mengigaukan tentang ayahnya, pagi tadi demamnya sudah turun dan membuat Kai bisa bernafas lega. Namun sayangnya, Sehun mendadak tidak mau bicara pada siapapun bahkan pada Kai. Sehun hanya terdiam seperti patung dengan tatapan kosong, Dokter Mark menyimpulkan Sehun mengalami syok berat setelah mengetahui ayahnya sudah meninggal dunia.

Kai sudah berusaha mengatakan apapun agar Sehun merespon, namun tidak ada hasilnya. Membuat Kai merasa sangat sedih dan tidak berguna.

"Kau ingin pulang?"

Sehun mulai merespon, walau hanya berupa lirikan kecil.

"Aku akan persiapkan kepulanganmu ke Korea jika kau memang ingin pulang dan bertemu dengan ibumu." Tangan Kai terulur ke rambut Sehun dan mengelusnya dengan lembut, membuat Sehun bergerak menatapnya.

"Kau mau bertemu ibumu?" Kai kembali berusaha mengajak Sehun bicara.

Sehun mengangguk pelan.

Kai menghembuskan nafasnya sebelum bicara, "Kau akan pulang, Sehun. Aku berjanji."

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang