🍂

925 86 5
                                    

- KaiHun -














"Istriku, tolong panggilan Sehunnie. Dan katakan bahwa calon suaminya sudah datang."

"Tentu, suamiku. Tunggu sebentar."

Perkataan Tuan Oh sontak saja membuat sebuah senyuman terukir di bibir seorang pemuda di hadapannya.

"Sehunnie akan segera datang, bersabarlah sebentar nak." Perkataan bernada bercanda dari Tuan Oh seketika menimbulkan tawa pemuda tampan di hadapannya yang datang ke kediamannya bersama kedua orang tuanya.

"Sejak memberitahunya bahwa malam ini kami akan mengajaknya ke rumahmu, dia tak hentinya menghitung waktu. Putra kami benar-benar telah jatuh cinta pada putrimu, Tuan Oh." Goda ayah dari pemuda tampan itu.

"Astaga kenapa ayah harus bicara seperti itu." Gumam si tampan dengan wajah menahan malu. Perkataannya itu membuat para orang tua tertawa.

"Suamiku..." Pembicaraan empat orang di ruang tamu seketika terhenti saat Nyonya Oh kembali dari kamar putrinya, namun ada yang tidak beres. Wanita paruh baya yang masih cantik itu terlihat panik.

"Ada apa, istriku? Dan di mana Sehunnie?" Tanya Tuan Oh dengan bingung.

"Sehunnie... suamiku... putri kita..." Perkataan terbata dari istrinya membuat Tuan Oh mulai cemas, pria paruh baya itu lantas segera beranjak dari duduknya.

"Katakan apa yang terjadi. Sehunnie tidak mau turun?"

"Bukan. Tapi... Sehunnie tidak ada di dalam kamarnya, Sehunnie kabur dari rumah."

"Apa?!" Tuan Oh tentu saja terkejut dengan jawaban dari istrinya, "Tidak mungkin Sehunnie kita kabur dari rumah, kau jangan bercanda istriku."

"Aku serius. Sehunnie memang tidak ada di kamarnya dan dia meninggalkan surat ini di atas tempat tidurnya, suamiku." Ucap Nyonya Oh dengan lemas sembari menyerahkan sepucuk surat yang diyakini sebagai tulisan tangan putrinya, air matanya mulai turun ke pipinya.

'Ayah, ibu... maafkan aku karena harus mengambil keputusan ini, aku terpaksa pergi dari rumah karena ayah terus mendesakku menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku kenal. Sudah berulang kali kukatakan bahwa aku mencintai seseorang dan aku hanya ingin menikah dengannya, tapi kalian tidak pernah mau mengerti perasaanku. Aku tahu kekasihku memang tidak sekaya pria yang akan ayah jodohkan padaku, tapi maaf bagiku harta bukanlah segalanya. Aku membutuhkan pria yang membuatku nyaman dan mencintai diriku dengan tulus, sekali lagi aku minta maaf, maar telah membuat kalian kecewa dengan keputusanku yang ingin meraih kebahagiaan dengan cara menentukan jalan hidupku sendiri.'

"Anak kurang ajar." Desis Tuan Oh setelah membaca surat dari putrinya, Sehun.

"Ada apa ini sebenarnya, Tuan Oh? Kenapa putrimu harus kabur dari rumah?" Tanya ayah dari pemuda yang hendak dijodohkan dengan Sehun.

Namun Tuan Oh tidak menjawab, begitu pula dengan Nyonya Oh yang terunduk sambil terisak.

"Paman, bisa kulihat surat dari Sehun?" Tuan Oh menoleh ke samping tubuhnya dan mendapati pemuda yang di harapkannya menjadi suami putrinya kini berdiri di sebelahnya.

"Silahkan nak." Tuan Oh menyerahkan surat di tangannya, lalu menghela nafasnya dengan berat. Pria paruh baya itu bahkan tidak berani menatap pemuda di sampingnya berlama-lama terlebih pada kedua orang tuanya.

"Apa yang Sehun tulis nak?" Ibu dari pemuda itu menghampiri dan menarik kertas dari tangan putranya yang telah selesai membacanya.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang