GRIFFIN || 4

17.1K 813 19
                                    

*Maaf ya aku skip acara pernikahannya, soalnya gak tau ahaha.

• • •

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   4. Hari - H

Setelah acara pernikahan, sekarang waktunya makan makan. Para tamu pun belum berpamitan pulang karena mengingat ini adalah acara pernikahan keluarga George yang memang terkenal dengan kekayaan hartanya.

Namun, Mady sudah duluan melenggang ke kamar tidak tahan dengan gaun yang menyusahkan gadis itu untuk berjalan.

Fina - Bryce Reta - Harry selaku orang tua Mady dan Griff sedang melayani tamu yang datang.

Griff sedang berbincang dengan temannya. Aland, Jack, Skala, Aaron, Panca dan Panji. Jack sudah dinyatakan pulih, karena memang lukanya tidak parah. Panca dan Panji adalah saudara kembar.

"Yooo wassup!" Heboh Skala yang baru datang. Cowok bermata hijau hazel dengan badan besarnya. Blasteran Amerika - Belanda - Indonesia.

"Dari mana aja lo baru dateng, gak liat istri Griff cakepnya pake banget! Kalo gak sama Griff udah gue pacarin," Ujar Aaron, pemuda asal Spanyol itu terkekeh keras.

Griff yang mendengarnya menatap Aaron tajam, "Ron ayo duel mumpung rame," Ujar Griff membuat Aaron nyengir.

"Berjanda bos berjanda," Aaron mengangkat tangannya membentuk peace.

Mendengar itu, Jack menonyor kepala Aaron yang berada di sampingnya, "Bercanda goblok bukan berjanda!"

"Ye santai bae, gue kan mau ngelawak,"

Seketika tawa Jack pecah, "lawakan lo gak bermutu banget Ron, ahaha!" Pemuda itu melanjutkan tawaannya membuat Aaron mencebikkan bibirnya.

"Biar ngapa bibir lo digituin Ron?" Tanya Skala.

"Biar imut," Ujar Aaron mengempit pipinya dengan kedua telunjuk jari tangannya.

"NAJIS!" Pekik yang lain.

"Astagfirullah untung hati gue sekuat baja, sabar ya Aaron, orang sabar di sayang istri Griff," Ucapan Aaron sukses membuat Griff menatapnya tajam.

"Gue jadiin lo buat ganti hewan kurban nanti pas lebaran Idhul Adha," Griff berkata dengan kekehan di akhir kalimat.

"Kok gue bisa punya temen kayak mereka ya Allah," Aaron mengangkat tangannya seolah berdoa kepada Tuhan.

"Lah sejak kapan kita temenan sama lo, Ron?"

Aaron tambah tambah mengelus dadanya kasar akibat candaan Panca. Yang lain tertawa keras. Memang selalu Aaron yang di nistain.

"Ron, lo sabar ya," Ujar Panji mengelus punggung Aaron.

Seketika senyum Aaron mengembang, "Panji lo emang temen terbaik gue!"

"Dih, sejak kapan?" Ujar Panji mengundang gelak tawa yang lain.

GRIFFIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang