Jam sudah menunjukkan pukul 06.25 pagi. Rara sudah siap dengan segala perlengkapan sekolahnya. Ia tampil cantik dengan rambut panjang yang digerai indah, tak lupa memakai lip bamn warna pink bibir, agar tidak terlihat pucat.
Rara meraih tas sekolahnya, Ia memakaikannya di punggung. Lalu duduk di ranjang untuk memakai sepatu sekolah miliknya. Setelah siap, Rara kembali menatap cermin, sedikit meliuk-liukkan badannya, takut ada yang tidak rapi dan terlupakan.
Setelah puas dengan penampilannya, Rara bergegas turun ke lantai satu, tempat ruang makan berada. Pasti semua orang sedang menunggunya.
Kaki Rara melangkah riang menuruni anak tangga, Ia fokus bersenandung sampai tak memperhatikan semua orang yang sedang menatapnya saat ini.
"Pagiiiii," sapa Rara ceria.
Tanpa sengaja ujung mata Rara menangkap sosok asing yang sedang duduk di kursi meja makan, tepat di sebelah kursi miliknya.
Mendadak Rara menyadari atmosfer meja makan pagi ini yang terasa dingin dan sunyi, karena biasanya Rio dan Alan akan berdebat, ditambah Nadin yang akan selalu mengomeli mereka berdua.
Rara mengerjapkan matanya, saat semua mata tertuju padanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Rara membeku saat menyadari siapa yang sedang duduk di sebelah kursinya, Itu adalah Reynand.
Rey datang pagi-pagi sekali ke kediaman Addison, Ia sengaja datang ke sini untuk menjemput gadisnya. Tapi, Nadin mengajaknya sarapan bersama, karena kebetulan Ia memang belum sarapan, dengan senang hati Rey menyanggupinya. Tidak baik menolak camer.
"Duduk sayang," titah Arsen melihat Rara yang hanya berdiri diam.
Rara tersadar, dengan langkah pelan Ia menghampiri kursinya. Tiba-tiba Rey menarik kursi tempat Rara biasa duduk ke belakang agar Rara bisa lebih mudah untuk duduk.
"Makasih Kak," ucap Rara yang sudah di kursinya.
"Sama-sama sweetie," balas Rey.
Ketiga kakak Rara yang mendengar panggilan Rey kepada Rara, langsung menatap Rey tajam. Entah kenapa mereka masih tidak terima jika sekarang Rara memiliki kekasih. Karena menurut mereka Rara masih kecil.
Blush. Pipi Rara merona malu, apalagi di meja makan ada seluruh keluarganya, Ia belum terbiasa dengan situasi ini.
"Ekhem," dehem Arsen.
Arsen merasakan aura tak mengenakan yang dipancarkan oleh ketiga putranya, tapi Ia salut sepada Rey yang bersikap biasa saja, tak terimindasi sedikit pun.
"Ehh, ayo sarapan dulu, kenapa pada tatap-tatapan gitu," ucap Nadin mencairkan suasana.
Merasa haus, Rara mengulurkan tangannya untuk meraih gelas berisi air putih yang entah kenapa terasa jauh. Rey yang melihat Rara kesusahan langsung mengambil gelas tersebut, lalu memberikannya kepada Rara, dengan senyum tipis yang Ia tunjukkan.
"Makasih," tulus Rara sambil tersenyum.
BRAK...
Merasa gerah melihat keromantisan Rey dan Rara, apalagi melihat tatapan mereka yang saling tersenyum, membuat jiwa kejombloan Alan meronta-ronta, Ia langsung menggebrak meja makan lumayan keras.
Rara dan Nadin terkejut bukan main. Mereka memegang dada mereka masing-masing. Sedangkan para pria, mereka melayangkan tatapan tajamnya ke Alan yang sedang cengengesan tak jelas.
"Alan!" Tegur Arsen.
"Tidak sopan!" Desis Bara.
"Dasar onta," kaget Rio.
"Hehe sorry everybody. Alan yang ganteng ini lupa, kalau hari ini Alan ada ulangan peace," cengir Alan dengan tangan yang membentuk huruf v.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Love
Teen FictionAurora Addison, yang sering disapa Rara, putri bungsu dari keluarga Addison, yang sudah mempunyai 3 kakak yang posesif, sekarang bertambah memiliki satu orang yang over protektif padanya, dia adalah Reynand (Rey). Sifat polos, lugu, dan penurut yan...