NL - 4

24.6K 2.2K 182
                                    

Seragam sudah melekat indah di tubuh ideal Rara, Ia tersenyum manis ke arah cermin, merasa puas dengan penampilannya, sekejap Rara membenarkan jepit mutiara pemberian Arsen di rambutnya, agar terlihat lebih cantik.

"Beres."

Rara meraih tas sekolahnya, lalu menyampirkannya di bahu kanan. Rara melangkah dengan riang menuju lantai 1. Tak sengaja Rara berpapasan dengan Bara, langsung saja Rara memeluk kakaknya itu sekejap.

"Pagi," sapa Rara ceria.

"Pagi juga cantik," goda Bara.

Rara hanya tersenyum. Lalu mereka melangkahkan kakinya beriringan menuju ruang makan, yang sudah dihuni semua orang.

"Wahh, anak Mamah ceria sekali hari ini," kata Nadin ikut tersenyum.

"Iya dong, harus."

Tak lupa, Rara mengelilingi meja makan, mengecup pipi semua orang bergantian, yang dibalas mereka ciuman kembali di pipi dan keningnya.

"Putri Papah cantik sekali memakai jepit itu," puji Arsen yang sedang meletakkan secangkir kopi ke atas meja.

"Pasti. Kan Papah yang kasih."

Arsen terkekeh, putrinya itu semakin manis. Semua orang di meja makan ikut merasa senang, melihat Rara yang ceria. Sepertinya mereka sudah terkena virus bahagia Rara.

"Sudah, sarapan dulu. Sudah siang, gak mau terlambatkan?" Ucap Arsen

Mereka pun mulai memakan sarapnnya, dengan menu nasi goreng istimewa kha Nadin, ditemani nagget, sosis, dan ayan goreng. Tak lupa segelas susu dan kopi.

***

Hari ini adalah hari senin, semua siswa diharuskan berdiri di lapangan yang disinari oleh cahaya terik matahari, walaupun masih pagi. Apalagi jika bukan upacara hari senin.

Para anggota pendisiplinan berjejer di belakang barisan, mengawasi semua murid agar tidak ada yang mengobrol dan bergerak kesana-kemari. Tak ayal ada murid yang pura-pura sakit agar bisa bersantai di UKS.

"Pasukan dibubarkan."

Semua murid bernapas lega, akhirnya tubuh mereka dapat bergerak bebas, setelah kurang lebih selama 45 menit harus berdiri diam dengan tubuh tegak dan mata memandang lurus ke depan.

Begitu pun dengan Rara dan Ica, mereka mengusap peluh keringat yang muncul di dahi mereka selepas melepaskan topi sekolah.

"Hfft, lama banget tadi pembina pidatonya, untung aku gak pingsan," keluh Ica.

Kepala Rara mengangguk setuju, bahkan kakinya sekarang terasa pegal. Mereka berdua berjalan menuju kelas mereka kembali. Rara dan Ica berjalan dengan murid lainnya, sedikit berdesakkan.

"Ica jangan jauh-jauh."

Duk.

"Aduh..." ringis Rara saat tak sengaja menabrak seseorang.

Kepala Rara mendongkak, sedikit terkejut saat melihat orang yang sudah ditabraknya, ternyata itu adalah Leon. Rara mengusap keningnya tanpa sadar.

"Maaf Kak, aku gak sengaja."

"Gapapa."

Tangan Leon terulur, ikut mengusap kening Rara, membuat semua siswa dan siswi yang melihat mereka bersorak, tak ayal ada yang memotret kedekatan mereka.

"Ehh..." kaget Rara.

Rara menundukkan kepalanya malu, karena semua orang yang sedang memperhatikannya dengan Leon, saat Rara akan menjauhkan tangan Leon dari keningnya, tiba-tiba ada suara yang mampu membubarkan semua murid sekaligus.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang