Hari ini, Rara berangkat bersama Alan, karena Rey sedang ada pekerjaan penting, jadi Ia tidak bisa mengantarnya.
"Ra, nanti pulang sekolah tunggu Kakak ya," titah Alan.
Mereka berdua berjalan beriringan di koridor kelas yang sudah ramai oleh siswa dan siswi. Dengan setia, Alan menggandeng tangan Rara, matanya akan melotot kepada para mata jelalatan yang dengan beraninya memandangi adiknya.
"Iya Kak," balas Rara singkat.
"Hey brother," sapa Aldo.
Aldo berdiri di antara Alan dan Rara, membuat tautan tangan kakak beradik itu terlepas. Masing-masing tangan Aldo merangkul bahu Alan dan Rara, membuat Alan melototkan matanya.
"Heh onta! Don't touch my little sister," sulut Alan.
Menyadari kesalahannya, Aldo segera melepaskan tangannya di bahu Rara, Ia menampilkan cengiran khas miliknya, lalu pindah ke sebelah Alan.
Masih dengan wajah kesalnya, Alan langsung merangkul bahu Rara posesif, membuat Aldo meringis kecil.
"Hehe, sorry lupa."
Rara hanya tertawa kecil, padahal kan itu bukan masalah besar, lagi pula Aldo adalah sahabat kakaknya, jadi Ia juga sudah menganggap Aldo kakak sekaligus temannya.
"Jangan crazy lo, inget udah punya pacar juga," gerutu Alan.
Aldo memutarkan bola matanya malas, memang jika menyangkut adik kecilnya itu, Alan akan berubah jadi ganas, macam singa tanpa pawang.
"Iya elah, udah minta maaf juga," kesal Aldo.
"Gapapa kok Kak, gak usah marah," bujuk Rara dengan kepala yang sudah menengadah menatap sang kakak.
"Jangan gitu sayang, kamu harus tegas," nasihat Alan.
Alan tau jika Rara menganggap semua orang itu baik, untung saja itu Aldo, coba kalau itu adalah pria lain.
"Kak Aldo," seru Ica.
Saat ini mereka bertiga sudah sampai di depan kelas Rara, lebih tepatnya di ambang pintu kelas. Semua orang yang menghuni kelas itu menoleh ke arah pintu, menatap kagum kedua pria itu.
"Apa yang?" Balas Aldo.
Ica berjalan cepat menghampiri kekasihnya. Membuat Alan menatap jengah dua sejoli itu.
"Nanti pulang sekolah, bisa antar aku beli buku gak?" Tanya Ica dengan senyum manisnya.
Sejenak Aldo tampak berpikir, menimang-nimang jawaban apa yang pas untuk diberikan kepada kekasihnya itu.
"Aduhh, maaf ya, aku pulang sekolah ada les," lesu Aldo.
Raut Ica berubah menjadi sedih, tapi Ia langsung tersenyum kembali. "Gapapa kok, aku ngerti, kamu kan bentar lagi ujian."
Kepala Aldo mengangguk. "Iya, makasih ya, lain kali aja, sekalian jalan."
Aldo mengedipkan matanya genit kepada Ica, membuat sang empunya tersenyum malu.
"So so an mau les, udah bego mah bego!" Sahut Alan ketus.
"Napa sih lo, sewot amat dari tadi. Lagian yang nyuruh Nenek gue, jadi mana bisa gue nolak," balas Aldo diakhiri dengan nada lesu.
"Halah, minggi-minggir, adek gue mau lewat nih," hardik Alan yang sudah merasa tak tahan.
Rara tertawa melihat tingkah Alan, tapi Ia mengikuti langkah kaki kakaknya yang membawanya masuk ke dalam kelas.
"Dih, jalan gede juga. Bilang aja lo sirik, karena gak punya gandengan!" Sinis Aldo.
Alan membalikkan badannya, menatap Aldo dengan kesal. Tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Rara segera menangkup rahang tegas Alan agar menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Love
Teen FictionAurora Addison, yang sering disapa Rara, putri bungsu dari keluarga Addison, yang sudah mempunyai 3 kakak yang posesif, sekarang bertambah memiliki satu orang yang over protektif padanya, dia adalah Reynand (Rey). Sifat polos, lugu, dan penurut yan...