"Kak Bara kenapa?" gumam Rara.
Semalaman, Rara tidak bisa tidur. Ia sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, setelah melihat Bara yang marah kepada Rey.
Rio yang memang sedang duduk di samping Rara, langsung merangkul bahu adiknya lembut, menyenderkan kepala Rara ke bahunya. Diusapnya puncak kepala Rara sayang.
"Sayang, istirahat ya," bujuk Rio.
Diam-diam, Rio mengepalkan tangannya yang bebas, sebenarnya ada masalah apa, sampai membuat adiknya ini banyak pikiran. Rio pun tak habis pikir, kepada Bara yang masih tidak dapat dihubungi dari semalam.
"Kamu semalam cuma tidur sebentar, sekarang istirahat ya," titah Rio lagi.
Kepala Rara menggeleng pelan, Ia sedang tidak ingin tidur. Mana bisa Ia tidur, di saat keadaan seperti ini. Rara menatap kosong ponselnya yang tergeletak di atas ranjang, dari semalam, baik Bara atau pun Rey tidak dapat dihubungi.
"Hey, tatap Kakak."
Tangan Rio yang semula mengusap puncak kepala Rara terhenti, berganti menjadi memegang kedua bahu Rara, menariknya pelan, agar menghadap dirinya.
Dengan sendu, Rara menatap Rio. Melihat tatapan Rara, Rio langsung menghela nafas pelan, Ia tidak bisa melihat adiknya sedih seperti ini.
"Princess Kakak yang cantik ini, kenapa murung, hmm?"
Perlahan Rio mengusap rambut Rara yang menjuntai ke wajahnya, lalu menyampirkannya ke telinga Rara.
"Listen. Kak Bara sama Kak Rey gak bakal kenapa-napa. Mungkin, mereka lagi sibuk, jadi gak bisa dihubungi, iya kan?"
"Tapi, me-"
"Udah, mereka kan sudah dewasa, bukan anak kecil lagi. Kalau pun ada masalah, pasti diselesaikan baik-baik," ucap Rio menenangkan.
Mendengar itu, Rara tersenyum simpul, meskipun hatinya tidak percaya akan ucapan sang kakak, karena Ia tidak ingin membuat Rio ikut sedih, jika dirinya terus murung seperti ini.
"Gitu dong, senyum. Kan makin cantik," kekeh Rio.
"Kakak...."
Melihat mata Rara yang berkaca-kaca, Rio segera merengkuh tubuh rapuh di hadapannya itu, menenggelamkan Rara di dada bidangnya.
"Sstt ... kenapa sayang?" cemas Rio.
"Makasih udah selalu ada buat aku," ucap Rara penuh haru.
Rara semakin mengeratkan pelukannya kepada Rio, Ia sangat bersyukur mempunyai Kakak seperti Rio, yang selalu ada di sisinya, saat keadaan apa pun.
Mendengar perkataan Rara, sontak Rio terkekeh geli. Tentu saja, Ia akan selalu ada di samping Rara, bahkan Ia rela mengorbankan seluruh yang Ia punya, hanya demi kebahagiaan adik perempuan satu-satunya ini.
"Anything for you, Princess."
Brmmm....Brmmm....
Suara deru mobil yang memasuki pekarangan rumah, berhasil menarik perhatian Rara, yang hampir saja akan terlelap di dalam pelukan Rio.
Kelopak mata Rara yang semula menutup, sontak terbuka, Ia langsung menjauhkan dirinya dari Rio, lalu bangkit, berlari menuju jendela besar kamarnya, yang langsung memperlihatkan pekarangan rumah yang luas.
"Kak Bara," gumam Rara.
Seutas senyum hadir di wajah lelah Rara, sejenak Ia bernafas lega melihat Bara yang baik-baik saja.
"Kenapa?" tanya Rio yang sudah ada di belakang Rara.
Rara membalikkan tubuhnya, menatap Rio. "Kak Bara pulang," seru Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Love
Teen FictionAurora Addison, yang sering disapa Rara, putri bungsu dari keluarga Addison, yang sudah mempunyai 3 kakak yang posesif, sekarang bertambah memiliki satu orang yang over protektif padanya, dia adalah Reynand (Rey). Sifat polos, lugu, dan penurut yan...