NL - 16

15.6K 1.6K 63
                                    

"Kak Rio," seru Rara.

Kaki Rara melangkah ringan menuju lantai bawah, lebih tepatnya dapur, di sana ada Rio yang sedang meminum air putih di depan kulkas.

"Apa sayang?" Sahut Rio.

Tangan Rio meletakkan gelas yang habis dipakainya ke meja, lalu menghampiri adiknya yang tengah merentangkan kedua tangannya.

"Kangen."

Mereka berdua berpelukan, saling melepas rindu, karena selama 2 hari terakhir Rio pergi ke luar kota. Membuat Rara rindu.

"Kakak juga," kekeh Rio.

Rio mengecupi pipi Rara, membuat sang empunya tertawa geli. Dari kejauhan terlihat siluet seorang pria yang tengah berjalan ke arah dapur dengan tergesa-gesa.

"Wadoh," kaget Alan.

Rara melepaskan pelukan Rio, lalu beralih menatap Alan yang wajahnya dibanjiri keringat, tak lupa wajahnya yang memerah.

"Kakak kenapa?" Heran Rara.

Tanpa menjawab Rara, Alan langsung berjalan cepat ke arah kulkas, membukanya, lalu mengambil susu rasa coklat dari dalam kulkas.

Dengan tergesa Alan meneguk susu itu hingga tandas. Ia menghela nafas lega, saat rasa pedas dan panas yang menerpa mulutnya sedikit mereda.

"Kakak kepedesan ya?" Tanya Rara yang dari tadi memperhatikan Alan.

Bukannya menjawab pertanyaan Rara, Alan malah menatap Rio penuh permusuhan, matanya menyipit tajam dengan wajah merahnya.

Merasa diperhatikan, Rio yang sedang berdiri di samping Rara pun membalas tatapan Alan dengan santai, alisnya naik sebelah.

"Apa?"

"Apa, Kakak bilang? Kakak sengaja kan kasih aku keripik yang ada cabe nya?" Sulut Alan.

Rio yang pulang dari luar kota, membawakan semua orang makanan, dan Alan Ia beri keripik kesukaan adiknya itu, dan Alan dengan senang hati menerimanya.

"Terus?" Acuh Rio.

Rara yang tidak mengerti hanya menatap kedua kakaknya bergantian, dengan wajah bingungnya. Ia sebenarnya sedikit kesal karena dari tadi Alan tak menjawab pertanyaannya.

"Terus, Kakak bilang? Kakak taukan aku gak suka makanan pedes? Kenapa kasih aku yang ada cabenya?" Alan menatap Rio marah sekaligus kesal.

"Elah, salah sendiri langsung makan aja. Kenapa gak liat dulu coba kalau itu ada cabe nya?" Elak Rio.

Alan menatap Rio tak percaya, meskipun yang dikatakan Rio ada benarnya. Tapi, Alan lupa mengeceknya, Ia sedang main game, dan saat Rio datang ke kamarnya memberinya keripik, Ia langsung memakannya tanpa pikir panjang.

"Dahlah, aku orang sibuk, permisi."

Rio mengecup pelipis Rara sebentar, lalu melenggang pergi meninggalkan kedua adiknya yang berbeda gender tersebut, pekerjaan dan tugasnya masih banyak hanya untuk meladeni omelan Alan.

"Ishh, dasar Kakak lucknut," gerutu Alan.

"Kakak gak liat dulu ya kemasannya?" Celetuk Rara yang masih berdiri di hadapan Alan.

Kepala Alan menggeleng lemah, ini memang salahnya sendiri juga yang ceroboh, tapi Alan tetap berpikir jika Rio lah yang lebih bersalah.

Rara berdecak pelan. "Makanya kalau mau makan sesuatu itu, periksa dulu, jangan asal makan. Ngerti?" Nasihat Rara yang terkesan menggurui.

Wajah Alan berubah datar, Ia kan sedang kesal, bukannya Rara menghiburnya, ehh tapi malah mengomelinya.

***

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang