Manik coklat terang Rara, memandang ke seluruh penjuru ruangan bernuansa dark, banyak ornamen-ornamen khas lelaki, ada juga cermin yang bisa memperlihatkan seluruh tubuh, dan jendela besar yang langsung menghadap kolam renang.
Di samping ranjang, lebih tepatnya di atas nakas, terdapat sebuah figura kecil, berisi foto Rey yang memakai setelan jas. Yup, sekarang Rara sedang berada di dalam kamar Rey.
Rara berjalan menghampiri jendela besar itu, Ia menyibak gorden tipis yang menghalangi pemandangan. Rara menatap takjub dengan pemandangan di bawahnya, selain kolam renang, ada juga taman bunga dan rumah kaca di bawah sana, membuat Rara berdecak kagum.
Mata Rara menelusuri pemandangan di balik jendela itu, dilihatnya banyak jenis-jenis bunga yang berbeda, dan warnanya pun berbeda membuatnya terlihat semakin menarik.
"Ehh," kaget Rara.
Rara benar-benar terkejut, saat merasakan sepasang tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggang rampinya. Tubuh Rara menegang, Ia berniat membalikkan tubuhnya, tapi ditahan.
"Biarin gini dulu," bisik Rey.
Rey yang melihat Rara sedang berdiri di dekat jendela, segera menghampirinya, Ia langsung memeluk tubuh mungil Rara dari belakang, mengharuskannya sedikit membungkukkan punggungnya, tapi Ia tak keberatan.
Dagu Rey bertumpu di bahu Rara, Ia menghirup aroma vanilla yang menguar dari tubuh dan rambut gadisnya, yang sangat Ia sukai.
"Kakak," cicit Rara.
Selama hidupnya, Rara tak pernah menjalin hubungan serius dengan seorang pria, tapi sekalinya menjalin hubungan, Ia disandingkan dengan Rey yang notabenya sudah lumayan dewasa. Dan tentu saja Rara merasa aneh, mendapat perlakuan romantis dari Rey.
"Kenapa?" Gumam Rey.
Mata Rey terpejam, menikmati momen, kapan lagi Ia bisa dengan bebas memeluk Rara? Karena jika ada salah satu kakaknya, pasti mereka akan menghalanginya.
Rara diam, Ia tidak tau harus bicara apa, jantungnya kembali berdebar. Lama-lama Rara jadi takut jika Ia ternyata sakit jantung, akibat keseringan berdebar seperti ini.
Tak mendengar suara Rara menyahut, Rey melepaskan pelukannya, Ia membalikkan tubuh Rara, jadi menghadapnya.
Rey menatap Rara intens, Rara selalu terlihat cantik kapan pun dan dimana pun, Rey selalu jatuh jika berhadapan dengan Rara, dan hati Rey sudah terpenuhi oleh gadis itu, tak ada celah yang tersisa.
"A-pa?" Gugup Rara yang ditatap intens oleh Rey.
Kedua sudut bibir Rey tertarik ke atas, Ia mengangkat tangannya, mengusap lembut pipi chubby Rara menggunakan ibu jari.
Mereka berdua bertatapan dalam diam. Tak ada yang memulai pembicaraan, mereka seakan tenggelam dalam tatapan masing-masing.
Perlahan tapi pasti, Rey memajukan wajahnya, mengikis jarak diantara mereka berdua. Dengan konsisten Rey mengelus pipi Rara, membuat sang empunya nyaman.
Hembusan nafas masing-masing saling bertabrakan, menandakan jika jarak di antara mereka semakin menipis. Rey seakan terhanyut ke dalam manik teduh Rara.
Sedangkan Rara, entah kenapa tubuhnya terdiam seakan terhipnotis oleh tatapan lembut dan dalam yang dilayangkan Rey.
Rey semakin memajukan wajahnya. "Awss..."
Tiba-tiba Rara berjongkok, membuat tangan Rey yang berada di pinggang dan pipinya terlepas. Tanpa menghiraukan Rey, Rara mengusap kakinya menggunakan tangan kanannya, sesekali Ia meringis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Love
Teen FictionAurora Addison, yang sering disapa Rara, putri bungsu dari keluarga Addison, yang sudah mempunyai 3 kakak yang posesif, sekarang bertambah memiliki satu orang yang over protektif padanya, dia adalah Reynand (Rey). Sifat polos, lugu, dan penurut yan...