NL - 25

13.7K 1.6K 73
                                    

Karena belum juga diizinkan untuk pergi sekolah, terpaksa Rara berdiam diri di rumah, ditemani Nadin dan zii si kucing pemalas.

Rara terus melirik jam dinding, yang sangat lamban berputar, menurutnya. Sudah hampir 2 jam Rara menunggu kakak termudanya pulang, karena hanya Alan yang akan pulang cepat, sedangkan yang lainnya pulang malam.

"SAYANG, MAU MELON?" Teriak Nadin dari dapur.

"MAU," balas Rara berteriak.

Tanpa menunggu waktu lama, muncullah Nadin dari arah dapur, dengan sepiring melon yang Ia bawa.

"Nih, makan."

Nadin menaruh melon tersebut di atas meja, dan langsung ikut duduk di sofa, menyalakan televisi yang sedari tadi mati.

"Makasih Mah."

Dengan semangat, Rara mulai memakan melon tersebut, sekarang melon adalah salah satu buah favoritnya.

"Mah, itu lucu ya," seru Rara.

Nadin yang tengah sibuk makan melon, menoleh ke televisi yang sedang Rara tunjuk, dimana sedang menayangkan salah satu aplikasi online shop, yang sedang mempromosikan baju kucing yang lucu-lucu.

Kepala Nadin mengangguk, "Iya cute banget," ucap Nadin diiringi tawa gemas.

Rara ikut tertawa ringan, lalu pandangannya teralih pada zii yang sedang tiduran di karpet bulu yang halus, membuat Rara semakin tersenyum lebar.

"Mamah, kalau zii pakai bakal bagus kan," ujar Rara semangat.

Nadin ikut menatap zii, lalu terkekeh. Tangan Nadin mengusap puncak kepala Rara lembut.

"Bagus," jeda Nadin, "nanti minta sama Rey, Kakak atau Papah ya," sambungnya santai.

Mendengar perintah sang Mamah, Rara menoleh, menatap Nadin dengan polosnya, lalu mengangguk setuju, membuat Nadin kembali terkekeh geli.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Rara dan Nadin saling mengalihkan pandangannya kepada Alan yang baru pulang sekolah, masih dengan seragamnya yang sedikit terlihat kusut, disertai ransel yang Ia jinjing.

Senyum Alan mengembang melihat mamah dan adiknya sedang menonton di ruang keluarga, dengan cepat Ia berjalan menghampiri adiknya yang sedang menatapnya dengan senyum manis.

"Sayang."

"No!"

Tangan Alan menggantung di udara, Ia berniat memeluk adik kesayangannya, tapi lihatlah sekarang Rara malah memeluk zii, dan menolak dirinya, membuat wajah Alan cemberut.

"Kenapa?" Kesal Alan.

"Kakak mandi dulu, bau."

Rara menutup hidungnya menggunakan tangan, membuat wajah Alan semakin datar, apalagi saat melihat kucing pesek itu yang seakan mengejeknya.

Diam-diam, Rara terkikik geli saat melihat wajah cemberut Alan.

"Kok gitu. Kakak sama zii, bau-an zii ya," sanggah Alan tak terima.

Mata Rara melotot lucu, kepalanya menggeleng tanda tak setuju.

"Enggak! Zii wangi, tadi abis aku mandiin," balas Rara.

"Awas aja nanti minta Kakak peluk," ancam Alan.

Rara hanya menyengir, memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan bersih. Sedangkan Nadin, Ia hanya mengulum senyum melihat kedua anaknya.

"Yaudah, Kakak peluk Mamah aja," ujar Alan dengan mata mendelik.

"Enggak mau!" Tolak Nadin santai.

Lagi-lagi Alan ditolak, Ia menurunkan kedua tangannya dengan kesal, membuat Rara dan Nadin tertawa renyah, mereka suka sekali menggoda Alan.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang