NL - 20

15.5K 1.6K 228
                                    

"K-kakak?"

Pria yang dipanggil Rara Kakak langsung menampilkan senyumnya, membuatnya terlihat menyeramkan. Kakinya perlahan melangkah mendekati Rara yang sedang berdiri di depan diri nya dengan jarak 2 langkah.

"K-kak A-ldo, ngapain di sini?"

Jantung Rara berdegup dua kali lipat, tangannya hinggap di dada kirinya, merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. Menyadari Aldo yang semakin mendekat, otomatis Rara melangkah mundur.

Pria itu adalah Aldo, sahabat Alan. Saat ini di wajahnya terpancar kepuasan atas suatu hal. Aldo perlahan menutup pintu kamar tersebut, lalu menguncinya rapat.

"Hai, Ra."

Kepala Rara menggeleng pelan, tubuhnya sekarang terasa lemas tak bertenaga dan sedikit gemetar.

"K-kakak yang nyulik aku?" Tanya Rara tak percaya.

Kedua tangan Rara menutup mulutnya tak percaya, tak terasa air mata yang sudah menumpuk di kelopak matanya meluruh tumpah membasahi kedua pipinya, Rara menangis dalam diam.

"No, jangan nagis Ra," mohon Aldo lembut.

Aldo melangkahkan kakinya cepat menghampiri Rara, tangannya terulur dengan niat mengusap pipi Rara yang bersimbah air mata.

"Jangan sentuh aku!"

Rara menyentak tangan Aldo, membuat tangan Aldo melayang di udara. Dengan gemetar, Rara memundurkan kakinya, saat melihat rahang Aldo yang mengeras dengan mata memerah marah.

"Gue tau, lo marahkan gue bawa paksa ke sini?" Tanya Aldo dengan nada pelan dan mata menyorot tajam.

Aldo menghela nafas kasar, Ia sedang mencoba bersabar menghadapi gadis yang ada di hadapannya ini.

"Buat apa Kakak bawa aku ke sini?" Tanya Rara dengan suara yang meninggi.

"Lo mau tau?" Jeda Aldo seraya tersenyum, "mulai sekarang kita akan hidup bersama Ra."

Deg. Kedua bola mata Rara membulat sempurna, kepalanya menggeleng pelan, saking tidak percayanya. Sedangkan Aldo Ia tersenyum bodoh seperti orang gila, seraya membayangkan masa depannya yang cerah bersama Rara.

"Maksud Kakak?" Syok Rara.

"Lo masih belum nyadar juga ternyata," kekeh Aldo, "lo inget sama bunga mawar yang selalu ada di meja kelas lo?"

Ingatan Rara kembali saat dimana akhir-akhir ini Ia selalu mendapati sepucuk mawar merah di mejanya, lagi-lagi Rara dibuat menggelengkan kepalanya atas kelakuan asli Aldo.

"K-kakak, yang naruh?"

Aldo tersenyum bodoh. "Tentu aja, emang siapa lagi? Lo pikir si Leon cowok bodoh itu?" Kekeh Aldo.

"Gue bukan Leon yang akan jadi pengagum rahasia, gue gak punya cukup kesabaran saat liat lo sama cowok lain. Gue gak kayak Leon yang cuma berani natap lo dalam diam," ujar Aldo dengan wajah menyeramkan

"Gue suka sama lo Ra," sambung Aldo dalam.

Deg. Kepala Rara dibuat pusing dengan perkataan Aldo yang terlalu lugas. Tubuhnya membeku, merasa terkejut saat Aldo mengakui jika dirinya dan Leon menyukainya.

"K-ak, aku-"

"Sekarang lo udah jadi milik gue, kita akan selalu bersama sekarang honey," ucap Aldo lembut.

Rara semakin dibuat takut oleh Aldo yang mendadak berubah. Selama ini Aldo pecicilan dan humoris, tapi yang sekarang Rara lihat seakan bukan Aldo, tapi orang lain.

"Asal lo tau, dari pertama kali gue ketemu lo, sebenernya gue udah tertarik sama lo," jeda Aldo, "tapi, Alan kakak lo itu selalu ngehalangin siapa pun yang mau ngedeketin lo, termasuk gue. Jadi gue terpaksa lakuin ini," lajutnya dengan nada menyesal.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang