• Chapter 36

917 50 17
                                    

PANG

Guruh berdentum kuat . Angin mula meniup-niup segala benda yang berada di muka bumi menandakan hujan sedang menuju untuk menyiram pokok-pokok dan tumbuh-tumbuhan mengikut kitaran air .

Dua jejaka yang baru selesai bergelut mendongak ke atas di mana datangnya bunyi tembakan dari tingkat lima .

"Kau rasa siapa ?" Freddy menyoal dan memandang Airiel yang turut mendongak .

Airiel mengangkat bahu tanda tidak tahu . Tangannya memegang belakang bahu kiri yang terkena pisau semasa bergelut tadi . Dia sendiri tidak perasan sejak bila masa mereka menggunakan pisau .

Dia melihat Freddy . Terdapat kesan darah kering pada hujung bibir dan mukanya merah kerana ditumbuk .

Mereka berdua mula untuk melangkah ke atas tetapi terhenti apabila teringat ada lagi seseorang .

"Bella"

Raung Freddy yang sudah berdiri di atas tangga menghubungkan tingkat dua dan tiga .

Mereka memandang sesama sendiri apabila tiada respon .

"Oh shit"

Rebah

Tembakan itu terkena tepat pada hati dan tubuh itu rebah jatuh dari tingkat lima ke bawah mengikut daya tarikan graviti bumi .

Tangan yang terketar-ketar membaling pistol yang sudah tidak berpeluru jauh daripadanya .

Dengan langkah berat , dia mendekati tubuh si ayah yang ditikam tadi sudah terbaring lemah .

Wajah Easton yang sudah nyawa-nyawa ikan seperti malaikat maut sedang mencabut nyawa dipandang sayu .

Tangan lembut naik menyentuh wajah pucat itu buat kali terakhir .

"Daddy..."

Sayu suara itu kedengaran perlahan diganti dengan suara tangisan .

Easton terasa pipinya disentuh lembut oleh tangan seseorang . Dengan mata yang berat , dia memaksa diri untuk membuka mata dan terlihat wajah kesayangan menghiasi suasana .

Crystal...

Dia rindu wajah itu . Wajah yang telah lama meninggalkam dia dan anak-anaknya sendirian .

"Daddy..."

Suara lembut itu membuatkan layangan Crystal yang manis mula menghilang dan digantikan dengan wajah anak gadisnya .

"Bella..." suara serak memanggil nama anak gadisnya itu .

Bella memandang wajah ayahnya yang jelas sakit .

"Daddy... jangan tinggalkan Bella" redup Bella membalas . Melihat wajah ayahnya , dia seperti dapat mengagak permintaan itu tidak akan menjadi kenyataan .

Tangan kasar berurat jejaka berusia naik mengusap air mata anak gadis yang membuatkan diri rasa sangat bersalah .

"Don't cry . Daddy mintak maaf sayang , maafkan daddy"

Kata-kata terakhir jejaka itu sebelum semuanya gelap gelita baginya .

"Daddy !"

Kilat menyambar kuat pada bumi . Angin bertiup kencang tidak henti dan akhirnya air hujan mula menitik pada permukaan bumi .

Si gadis berambut perang menangis meratapi pemergian ayahnya . Air mata dan air hujan menjadi satu .

"Bella"

Suara garau yang menjadi pemerhati mendekati gadis kegemaran yang tidak henti menangis .

Tangan kasarnya memegang bahu gadis itu agar bersabar .

Mr Mafia's Love : The BossWhere stories live. Discover now