Kaki panjang menapak melintasi pokok-pokok bunga mendekati tubuh wanita kesayangan yang membelakanginya . Wanita bermata hazel kelihatan sibuk memberi makanan kepada ikan-ikan koi besar dalam kolam .
Tubuh terhenti sebelah tubuh wanita itu . Dua anak beranak memandang ke dalam kolam ikan .
Setelah memberi makanan ikan , huluran tisu basah oleh pembantu rumah dicapai untuk mengelap tangan .
"You feed them everyday . Tengok dia dah tak ada beza dengan bola" ujar jejaka kacukan melihat ikan koi yang saiznya tidak ubah seperti bola berenang .
"What happen between you and your father ? Does he hurts you ?" soal Sharlene melihat wajah anak sulung dari pantulan air .
Suasana hanya sepi bertemankan suara air terjun mini buat kolam ikan .
Sharlene mengalih melihat anak sulung yang hanya mendiamkan diri . Dia tahu sepajang Airiel hidup , jejaka itu banyak menderita sejak kecil . Termasuklah hukuman beberapa tahun lepas .
Airiel sedang memerhati sekeliling yang penuh dengan pokok bunga yang dijaga ibunya setiap hari . Kawasan tenang itu tidak lagi tenang apabila gadis berdarah Russian mendekati mereka.
"Aunty Sharlene..." tegurnya ramah dengan senyuman penuh manis kemudian pada jejaka kacukan .
"Airiel , jom I dah siap...." Venetia memeluk lengan Airiel selamba .
Airiel menahan diri dari menolak gadis itu ke dalam kolam kerana menyentuh lengannya . Jika tiada kewujudan ibu kesayangan , mungkin dia sudah berbuat demikian .
Sharlene yang menjadi orang tengah memandang hairan .
"Siap ? Nak pergi mana ?" soal Sharlene melihat kemesraan anak teruna dan bakal menantu itu .
"Airiel dah janji nak teman Venetia bersiar-siar di Rome , kan baby ?" Venetia menggeletis tidak tenang walaupun Airiel memberikan pandangan maut .
Sharlene terus senyum sampai ke telinga .
"Oh good , cepatlah pergi . Tak balik terus pun tak apa" Sharlene menghalau mereka berdua agar tidak melengahkan masa dan cepat meluangkan masa bersama .
Tubuh Airiel yang langsung tidak rela ditarik kuat Venetia sehingga hilang dari pandangan mata Sharlene .
Senyuman itu terus mati . Mata hazel mengalih pada ikan koi yang dikatakan bulat oleh anak sulung berenang-renang dalam kolam .
Dua tubuh melangkah melalui ruang tamu terus terhenti apabila tangan jejaka ditarik semula .
Venetia memeluk tubuh .
"Why baby ? Cepatlah kita dah lambat ni"
"Bila aku kata nak teman kau perempuan ?" Airiel bersandar pada dinding dengan pandangan tajam . Rasanya Airiel tidak pernah berjanji apa-apa dengannya .
"My boy , kenapa berlagak sangat ni ? You forgot I am your best friend since young ?" Venetia memberi wajah sedih dengan harapan mampu melembutkan hati Airiel .
"Sorry ? I never label you as my best friend" dengan selamba Airiel menuturkannya .
Venetia menggenggam penumbuk erat . Hati terasa seperti dihiris dengan pisau namun riak cuba dikawal sehabis baik . Senyuman dimaniskan apabila teringat sesuatu .
Airiel memandang hairan dengan reaksi Venetia seolah gadis itu telah mendapat idea jahat .
"Whatever Airiel , you still have to accompany me . I think Mr Ashley told you , isn't ?"
YOU ARE READING
Mr Mafia's Love : The Boss
RomanceMr Mafia's Love : The Boss "From the first sight , I know you are the angel of my life" [COMPLETE] Started : October 2020 End : June 2021 "Biarlah dia tak ingat aku , aku tetap akan jaga dia macam nyawa aku" - jejaka kacukan "Sorry...