"Gila gak sih?"
Dengan suara nyaringnya Ara bercerita heboh kepada tiga sahabatnya soal kejadian pagi tadi. Padahal mereka sedang berada di kantin dan semua yang ada di sana berkali-kali menatap mereka aneh.
"Lo yang gila, teriak-teriak gak jelas di kantin," ujar Aca. "Liat noh ,pada ngeliatin lo."
Ara menggerakkan kepala ke sekeliling, lalu tersenyum kecil kepada mereka yang memperhatikannya. Dia menggigit bawah bibir lalu berdehem kecil dan membenahi duduknya.
"Yaudah sih, bukannya lo gak suka sama tuh cowok osis? Biasa aja kali," sahut Asta kemudian menyeruput mie nya.
"Gue jatuh cinta!" kata Ara antusias, membuat ketiga temannya meringis karena pekikan itu.
"Kemakan omongan sendiri iuw," cibir Chaery dengan tampang julidnya.
"Sirik lo," balas Ara menjulurkan lidah kemudian berubah antusias lagi. "Dugaan gue selama ini salah, ternyata dia semanis itu."
Ara tersenyum membayangkan kilas balik kejadian itu, bahkan minuman darinya ada di depan Ara sekarang.
"Lu sih so soan ga suka tu ketos dulu, sekarang jadi balik arah kan perasaan lo. Mampus!" Cerca Chaery menaikan sebelah bibirnya tersenyum penuh.
"Ya gatau kan-"
"Syutt." Asta menyenggol siku Ara. "Belakang lu noh."
Karena interupsi itu kepala Ara berputar seratus delapan puluh derajat ke belakang, matanya menemukan cowok yang baru saja ia sebut-sebut itu tapi tidak membuat Ara terlihat senang karena keberadaan seorang cewek di sampingnya.
"K-kok dia sma cewe? Siapa?" Tanya Ara seketika guratan kecewa terlihat di wajahnya.
"Doi nya," jawab Asta dengan entengnya membuat Ara menoleh cepat dengan wajah melotot.
"Hah?"
"Berisik lu, Ra!" Ujar Chaery kemudian menatap sekitar dengan senyuman canggung. "Maaf guys maaf hehe."
"Malu maluin anjir," sahut Aca sewot
Tapi Ara tidak peduli, dia tampak sedih dan tidak percaya. "S-sejak kapan?"
"Dari kelas 10, dan lo harus tau satu hal," jawab Aca dengan ucapannya yang menggantung, sehingga Ara memajukaan tubuhnya penasaran.
"Harus tau apaan, Ca?" Tanya Ara.
"Kak Elang bucin banget ama kak Queena." Asta menyahut untuk menjawab, Aca mengangguk membenarkan saat Ara menatap nya meminta penjelasan.
"Bener tuh valid no debat, no kecot," tambah Chaery heboh.
"Jamet alay," cibir Aca
"Matamuu jamet!"
"Ra liat noh, bucin banget ga tuh?" Asta kembali menyuruhnya untuk melihat ke belakang.
Elang tampak sedang membawa makanannya untuk gadis itu yang duduk manis di bangku kantin. Ara menurunkan bahunya lemas.
"Sedih gue." Ara menekuk wajahnya.
"Jangan gitu, inget doi orang." Chaery menepuk bahu Ara.
"Ada kak Reja noh mayan ganteng, cuman sengklek aja," kata Aca niatnya memberi motivasti tapi Ara mendelik kesal.
"Gak minat," balas Ara menyedot minumannya tanpa minat.
"Gak minat? Awas kayak ke si ketos lagi, gasuka gasuka ehh tau taunya. jatuh cinta," kata Chaery lagi.
"Iya jatuh cinta sendirian," sambung Aca kemudian mereka ber-tos ria.
"Selow mukanya, Ra canda gue." Aca tertawa karena Ara lagi-lagi hanya mendelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionMengagumi tanpa bisa memiliki, is another level on pain. Menceritakan tentang seorang siswi bernama Cassandra Qravellyn atau yang biasa dipanggil Ara. Anaknya periang, banyak omong, dan ceroboh. Tetapi, itu semua hanya topeng belaka yang ia tutupi u...