Eight⛅

242 27 68
                                    

~Hivi - Mata ke hati~

******

“Pagi ku cerahku!” seru Abel menggema di kelas yang kebetulan sedang jamkos itu.

“Bangsat Abel! Suara lo melengking di kuping guee!!” teriak Dafitha kesal.

Abel tak menghiraukan teriakan Dafitha, ia terus saja menyanyi seolah tak ada satu orangpun di dalam kelas.

“Pagiku cerah ku mata-“

“Mata lo pagi! Lo gak liat ini udah jam berapa hah?” kesal Kevin menghampiri Abel dan langsung saja membekap mulut Abel.

Reja tertawa,”lo sih ngulah terus Bel, mampus gak bisa nafas!” lanjutnya.

Elang yang tadinya memilih diam kini ia beranjak dan memilih keluar dari kelas.

Sebelum itu ia mengintruksi kepada kevin, “lepas, dia masih banyak dosa kalo mati sekarang.”

Kevin tersenyum, kemudian melepaskan bekapannya terhadap Abel yang sekarang sudah terlihat lemas tak karuan.

“A-anjing! Kalo gue mati gimana ege Vin!” seru Abel tak terima dengan nafas tersenggal.

Aron, Reja, Kevin tertawa lepas melihat kelakuan Abel yang makin hari makin tidak karuan. Berbeda halnya dengan Zerlon yang memilih keluar kelas mengikuti pergi nya Elang.

Abel terduduk lemas di kursi miliknya, lalu Kevin yang tidak tega mendekat lagi ke arah Abel.

“Sorry Bel” ucap Kevin diiringi kekehan kecil.

“Kayaknya gue mau mati hari ini” keluh Abel mendramatisir keadaan dengan mata terpejam.

“Jangan dulu,” ujar Meta yang tadi hanya memperhatikan, kini ia memilih menghampiri dimana Abel duduk sekarang.

Abel membuka matanya, “neng Meta care sama aa Abel?”

Meta menggelengkan kepalanya, “bukan, uang kas lo nombok udah 5 bulan! Bayar atau gue aduin sama pak Januar!”

“Hahahhhaha!! Mampus lu Bel mampus!” tawa Aron pecah seketika.

"Giliran nistain gue nomer 1 lo pada. Gapapa demi alek gapapa aing mah kuat," ucap Abel sambil mengusap dada nya dramatis.

******

Suasana ruang osis sangat sunyi, hanya terdengar suara jari jemari Zerlon yang sedang mengetik proposal di atas laptop nya, dan Elang yang sedang menulis di papan tulis untuk jadwal osis kedepan nya.

"Lon."

"Hm," Zerlon yang sedang fokus terhadap laptop di depan nya langsung menyahut ketika Elang memanggil nya.

"Soal semalem?" tanya Elang. Zerlon memang belum cerita soal malam itu kenapa ia bisa pergi sebentar.

Zerlon berhenti mengetik lalu menyenderkan bahu nya pada kursi, "Chaery Rahma. Anak 10 IPA 4."

Elang berpikir sebentar, "Chaery? Kenapa?"

Zerlon mengangguk, "dia liat kita malam itu."

Elang yang masih menulis memukul papan tulis kemudian melempar spidol nya asal. Elang benci ada orang yang mengetahui tentang Elang dengan teman teman nya di luar sekolah.

"Udah lo urus?"

"Udah. Cuma agak ribet," jawab Zerlon.

TOK TOK TOK!!!

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang cowo bernama Pascal masuk. "Assalamualaikum kak, maaf ganggu waktunya. Gue mau infoin sesuatu."

"Waalaikumsalam." jawab Elang dan Zerlon.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang