Seven⛅

246 33 22
                                    

Keadaan sekolah kini sudah mulai ramai, banyak siswa maupun siswi memasuki kelasnya masing masing. Namun, ada juga yang sedang duduk di depan kelas sambil mengobrol dengan teman – temannya.

Contohnya Araa dan kedua temannya, mereka sedang berbincang di depan kelas sambil menunggu Chae yang tumben sekali belum datang. Padahal beberapa menit lagi, bel masuk akan berbunyi. Namun batang hidungnya pun tak terlihat sama sekali.

“Tumben chae belum dateng, udah coba dihubungin belum ra?” tanya Asta khawatir.

Araa menggelangkan kepalanya, “belum, gue coba dulu.” Ara mencoba menghubungi nomor Chae namun sudah beberapa kali ia coba tak ada jawaban yang ia terima. “gak di angkat Ta."

“Gue udah coba juga, tapi ga di bales” ucap Aca sambil terus mengirim pesan kepada Chae.

“Hmm, kira kira kemana ya? Semalem dia heboh di chat, sekarang malah ngilang” ujar Asta kebingungan.

KRINGGGG!!!!!!!!!!!!!

“Nah kan, bel udah bunyi ayo tunggu di kelas aja.” ajak Aca lalu pergi memasuki kelas di ikuti oleh Araa dan Asta dari belakang.

Semua siswa memasuki kelasnya masing – masing. Berbeda hal nya dengan Elang dan Zerlon, mereka berjalan ke lapangan untuk menghukum murid yang terlambat datang ke sekolah.

Elang berdiri di depan murid yang datang terlambat, Zerlon bersama Karissa menanyakan apa saja alasan mereka terlambat. Tidak hanya yang terlambat, nyatanya ada juga murid yang tidak mentaati peraturan.

Saat osis sedang sibuk menanyakan alasan ke setiap murid yang bersangkutan, seorang perempuan di tarik paksa oleh Pascal yang menjabat sebagai anggota osis juga lainnya.

Perempuan dengan rambut tergerai, baju tidak dimasukkan, rok span di atas lutut dan kaos kaki yang pendek itu memberontak pelan.

Zerlon memutar bola matanya malas, ternyata perempuan itu adalah perempuan yang semalam ia temui.

Chaery yang melihat Zerlon seperti itu mengerucutkan bibirnya, “padahal biasa aja kali tuh kulkas! Gitu bener,” desisnya pelan.

Karissa mendekat ke arah Chaery berdiri, di susul oleh Zerlon. “Nama kamu siapa?” tanya Karissa lembut diiringi dengan senyum simpul.

“Chaery Rahma, 10 IPA 4, kesiangan.” Jawab Chaery singkat.

“Tau diri." cetus Zerlon dengan wajah datarnya sambil menatap wajah Chaery yang sekarang sudah membulatkan matanya, “Heh kulkas! Lo ada masalah apa sih sama gue?!”

“Banyak." ketus Zerlon.

“Lo!! Ish waketos stre-“ Ucapan Chaery terputus, “Aduh maaf ya dek, Zerlon emang kayak gini sikapnya. Mohon di maklum ya?” ucap Karissa menengahi.

“Zer.” panggil Elang sambil menatap tak suka dari belakang. Zerlon yang mendapat tatapan seperti itu menghela nafas, “Lo ikut gue!” sambil menarik lengan Chaery.

Chaery hanya pasrah, menahan rasa kesal bercampur dengan rasa senangnya.

“Dasar cowok brengsek! Tapi gapapa sih ya, kapan lagi pagi pagi di pegang cogan” batinnya.

******

Disinilah Chaery berada, Ruang Osis SMA Pratama. Sedari tadi Chaery terus memainkan kuku-kuku cantik nya yang diwarnai cat kuku berwarna biru pastel.

"Lo tau kesalahan lo apa aja?" tanya Zerlon. Suasana Ruang Osis yang hening membuat Chaery semakin tegang. "Hmm... apa ya?" Tanya Chaery balik sambil cengar-cengir.

Zerlon menghela napas berat, "gue masih baik-baik nanya sama lo, Chaery."

Chaery gelagapan seketika melihat Zerlon yang menatap nya tajam, "I-iya iya gue tau banyak salah gue, biasa aja kali."

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang