Twenty Eight⛅

167 18 280
                                    

HALLO SEMUANYA! 💖🤍

HAPPY READING YAA! 💖🤍

***

"Udah ada yang tau dimana Elang?" tanya Kevin khawatir.

Semua menggelengkan kepalanya sebab tak ada yang tahu dimana keberadaan Elang, sudah 24 jam Elang menghilang dari teman-temannya membuat mereka khawatir ditambah tak ada chat satupun yang Elang balas.

"Kita udah terlalu fatal nutupin ini dari Elang," keluh Zerlon tak bersemangat.

"Tapi ini demi kebaikan Elang Zer, kalo Elang tau sebelum-" ucapan Kevin terpotong oleh Abel.

"Harusnya dari awal kita cerita sama Elang Vin, kita terlalu jauh nutupin ini dari dia. Nyesel banget gue, sahabat macam apa gue!" sesal Abel dengan keadaan yang masih sama seperti sebelumnya.

"Gak usah nyalahin diri sendiri apalagi sampe bilang lo gagal jadi sahabat Elang. Yang kita harus lakuin sekarang cari keberadaan dia dan jelasin semuanya, tanpa ada yang perlu ditutupin lagi," jelas Aron.

Reja mengangguk setuju, "Bener kata Aron. Yaudah ayo sekarang kita cari Elang."

"Badan lo semua remuk gini mau maksain cari Elang sekarang?" tanya Zerlon.

Semuanya terdiam karena sebetulnya keadaan merekapun masih terbilang lemah untuk saat ini, luka fisik dan batin mereka beradu kuat. Tadi malam sehabis dari cafe mereka memutuskan untuk beristirahat di rumah Zerlon. Kenapa tidak di markas? Karena Ivanna (adik Zerlon) tidak bisa ditinggalkan sendiri di rumah. Dan diantara mereka tak ada yang mau mengobati lukanya, baik Kevin yang notabe-nya orang serba punya, nyatanya tak ada niat pulang dan mengobati lukanya demi menunggu kabar dari Elang.

"Cepet ketok pintunya,"

"Lo aja kan ceweknya gimana sih,"

"Iya nih malah nyuruh kita,"

"Ada cowok lo juga anjir!"

Saat sedang terdiam mereka mendengar suara kegaduhan didepan pintu rumah Zerlon. Kevin dan Zerlon yang sudah tahu siapa yang akan datang pun langsung menuju sumber suara.

"Ekhem," dehem Zerlon membuat keempat perempuan itu diam.

"Loh sejak kapan pintu nya udah kebuka?"

"Daritadi pas kalian ribut mau siapa duluan yang bukain, daripada lama kenapa bukan tuan rumahnya aja yang bukain?" kekeh Kevin.

"Malu bego image gue," bisik Chae.

"Udah rusak," ejek Aca.

Keempat perempuan itu adalah Ara, Asta, Aca, dan Chae. Mereka memang berniat mengunjungi rumah Zerlon hari ini. Lantas Zerlon mempersilahkan para tamunya masuk dan meminta pembantu rumahnya membawakan minum.

"Dek, ini kak Chae sama temen-temennya," ucap Zerlon kepada Iva memperkenalkan Chae, juga Ara, Asta, dan Aca.

"H-hai kakak-kakak," sapa Iva dengan kegugupannya kepada mereka.

"Halo cantik, asik banget lagi ngapain nih?" tanya Chae.

"Eumm aku lagi ngelukis kak," jawab Iva sedikit gugup lalu memperlihatkan lukisannya.

"Wah cantik lukisannya," puji Aca.

"Keren banget, aku jadi pengen belajar lukis juga!" ucap Ara yang sangat antusias.

"How gorgeous this painting," ucap Asta, matanya berbinar melihat lukisan yang dibuat Iva.

"Bagus banget pemilihan warnanya cocok," ucap Chae.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang