Hari ini Ara berangkat dengan langkah riang menuju sekolah, sampai ke tiga temannya heran dengan gadis itu yang biasanya datang dalam keadaan murung, malas dan uring-uringan tapi hari ini Ara seperti kedapatan lotre.
"Tau gak dia kenapa?" Bisik Chaery ke Asta di sampingnya. Sambil menunjuk Ara yang duduk di depan.
"Dapet duit tambahan kali," jawab Asta masih menelisik tingkah Ara.
"Namanya juga orang kasmaran, kadang rada gak waras," balas Aca menoleh ke belakang sekilas menjawab penasaran mereka berdua.
Tapi yang sedang di bicarakan tampak tidak peduli, dia masih duduk menunggu bel berdering. Dan saat waktunya tiba, Ara langsung bangkit dari duduknya kemudian pamit.
"Lo mau kemana lagiiiii?!" Kata Aca geregetan. "Ini udah masuk."
"Nyari masa depan!" Balas Ara sedikit berteriak karena sudah berjalan keluar kelas.
Saat orang lain tergesa-gesa masuk kelas, Ara dengan santainya berjalan di koridor berniat mengunjungi tempat pertama kali dia dan Elang bertemu.
Bahkan di tangannya sudah ada minuman kaleng untuk nantinya ia berikan kepada Elang, mengganti minuman yang saat itu Elang kasih.
Untuk beberapa menit Ara masih terlihat bersemangat. Tetapi setelah sadar dia sudah duduk dalam waktu satu jam di tangga sana, Ara gelisah beberapa kali mendesah bosan belum lagi cuacanya panas.
Padahal Ara kira cowok itu akan berkeliling untuk memantau siapa tahu ada yang kabur dari kelas seperti dirinya. Tapi ternyata yang di harapkan tidak datang, melainkan guru berkepala plontos dengan penggaris panjang di tangannya yang sedang berkeliling sekolah.
"Mampus," ucap Ara saat melihat Pak Januar dari kejahuan.
Terpaksa langsung berlari bersembunyi, karena tempat satu-satunya yang dekat adalah perpustakaan. Ara memutuskan masuk, untung saja dia membawa kartu izin.
Dan di sini lah Ara berakhir, tempat membosankan dimana hanya ada deretan buku tebal yang sangat malas Ara lihat apalagi membacanya.
Dia memilih tempat di rak pojok untuk bisa menjadi tempat persembunyiannya, Ara tidak harus pura-pura membaca buku karena penjaga perpustakaan tidak akan menghabiskan waktunya untuk berkeliling di ruangan ini.
Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah, Elang. Kira-kira cowok itu kemana, padahal Ara tahu kalo cowok itu pasti menyempatkan diri untuk keluar atau mungkin dia salah? Elang tidak pernah memantau siapapun.
Ah entahlah. Ara menyandarkan pungunggunya di tembok, membuka minuman kaleng dan meneguknya. Dia akan menghabiskan waktunya untuk tidur, setidaknya dia bisa menghindari pelajaran ekonomi pagi ini.
***
Di hari berikutnya dan seterusnya tetap sama, Ara tidak bisa menemukan keberadaan Elang. Sampai Ara harus meminta izin pergi ke toilet hanya untuk mencari cowok itu, tapi tetap saja Elang tidak menunjukkan batang hidungnya.
Ini hari ke tiga Ara meminta izin keluar kelas setiap jam pelajaran hanya untuk bisa bertemu dengan Elang."Lo dimana sih?" Ujar Ara entah pada siapa. Lagi-lagi dia terpaksa kembali masuk ke dalam kelas sebelum bertemu dengan Elang.
Jam pelajaran pertama baru saja selesai, semua penghuni kelas sedang bersiap untuk kelas selanjutnya. Tidak dengan Ara yang merebahkan kepala di atas meja tanpa semangat.
"Gimana? Udah ketemu sama dia?" Tanya Asta berdiri di samping meja Ara.
Yang di tanya menggeleng lemah.
"Udahlah cape sendiri kan?" Ucap Aca sambil meresleting tas nya.
"Udah, udah jangan dulu di pikirin. Buru ke ruang musik, nanti Pak Yoyo marah," kata Chaery.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionMengagumi tanpa bisa memiliki, is another level on pain. Menceritakan tentang seorang siswi bernama Cassandra Qravellyn atau yang biasa dipanggil Ara. Anaknya periang, banyak omong, dan ceroboh. Tetapi, itu semua hanya topeng belaka yang ia tutupi u...